Kiai Achmad Siddiq, Tokoh Pemadu Islam dan Pancasila (1)
Selasa, 26 Mei 2015 18:38 WIB
Oleh: Salahuddin Wahid
Universitas Jember (Unej) Jawa Timur menggelar Lokakarya Penyusunan Naskah Akademik “Pengusulan KH Achmad Siddiq sebagai Pahlawan Nasional”. Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah) diundang sebagai pembicara, disamping KH Muchith Muzadi dan KH Afiuddin Muhajir. Inilah tulisan Gus Solah yang disajikan dalam lokakarya tersebut.
BACA JUGA:
Pengkhianat, Waktumu Sudah Habis
Kejam dan Rakus, Pengusaha Sarang Burung Walet Rampok Rumah Pasangan Mau Kawin
Angka Vaksinasi: Jakarta 120 Persen, Surabaya 89,24 Persen, Jatim Kalahkan Jateng dan Jabar
Tiga Tipe Ulama Era Jokowi: Oposan, Pragmatis, dan Idealis
BANGSAONLINE.com - Sering sekali kita mendengar ucapan Bung Karno bahwa bangsa yang besar menghormati pahlawannya. Perhatian serius Bung Karno terhadap pemunculan Pahlawan Nasional sebagai lambang nasional sesungguhnya baru dimulai pada 1959 ketika tiga orang teman seperjuangan BK yaitu Abdoel Moeis, Ki Hajar Dewantara, dan RM Soeryopranoto wafat. Saat itu BK tengah mencari berbagai cara untuk memperkuat persatuan nasional dan menanamkan elan revolusi. Upaya itu dilakukan melalui Direktorat Urusan Kepahlawanan Nasional Departemen Sosial. Sampai 1965 ada 33 nama yang dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional. Kini sudah melebihi angka 160.
Sampai jumlah berapa banyak kita membutuhkan Pahlawan Nasional? Siapa yang berhak mendapat kehormatan sebagai Pahlawan Nasional? Kalau kita mau jujur, banyak yang beranggapan bahwa sejumlah Pahlawan Nasional belum atau tidak layak dan sejumlah tokoh layak menjadi Pahlawan Nasional tetapi tidak atau belum diangkat.
Pahlawan mempunyai beberapa kriteria: 1. Hampir tanpa pamrih, meletakkan kepentingan masyarakat dan bangsa diatas kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok. 2. Punya keberanian tinggi untuk bersikap dan memperjuangkan keyakinannya. 3. Punya integritas tinggi. 4. Punya kemampuan dan prestasi tinggi dalam bidangnya. 5. Tidak mudah menyerah, punya keyakinan diri yang kuat dan optimisme tinggi. 6. Bukan pengkhianat bangsa dan negara.
Simak berita selengkapnya ...