​Risma Melesat, Bambang DH Terdepak, Pilwali Mudah Ditebak

​Risma Melesat, Bambang DH Terdepak, Pilwali Mudah Ditebak Em. Mas'ud Adnan

Prestasi politik Risma – terutama selama jadi wali kota Surabaya - tampaknya membuat Megawati kepincut. Dengan alasan sama-sama wanita pecinta bunga, Megawati sering tampak akrab dengan Risma. Apalagi Risma selama jadi wali kota Surabaya dikenal bersih, tak terlibat KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), meski beberapa pihak tak sepenuhnya yakin.

Yang pasti, karir politik Risma kini memang berkibar dan melesat luar biasa. Saya yakin Megawati telah mempersiapkan jabatan strategis untuk Risma. Bisa jadi ia diangkat sebagai menteri sekaligus calon gubernur DKI Jakarta atau yang lain.

Kini bagaimana dengan pemilihan wali kota (Pilwali) Surabaya yang akan berlangsung 2020? Inilah yang menarik. Tampaknya kubu Bambang DH harus berhitung ulang. Sejak tumbangnya Whisnu dari ketua DPC PDIP Kota Surabaya, sempat muncul spekulasi politik bahwa pertarungan perebutan rekomendasi calon wali kota Surabaya hanya akan terjadi antara kubu Bambang DH dan Risma. Namun realitas politik di Kongres ke-5 PDIP di Bali tampaknya mengubah peta politik internal PDIP tentang Pilwali.

Seperti dilansir BANGSAONLINE.com dan HARIAN BANGSA, Risma sejak awal mengusung Ari Cahyadi, Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Surabaya. Sedang Bambang DH sempat menyebut Jamhadi, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya. Jamhadi dikenal sebagai karib Bambang DH. Saat Bambang DH menjabat Wali Kota Surabaya, dikenal istilah trio wali kota, yaitu Bambang DH, Jamhadi, dan Saleh Mukadar yang dijuluki sebagai wali kota malam.

Realitas politik di Bali tampaknya mengubah segalanya. Secara kalkulasi politik Risma tentu lebih bisa meyakinkan Megawati untuk merekom Eri Cahyadi sebagai calon wali kota. Hanya saja, bagaimana dengan calon wakil wali kota dan dukungan arus bawah PDIP. Sebab, meski Megawati penentu tunggal kebijakan PDIP, tapi dukungan arus bawah tak mudah dikendalikan. Dalam beberapa kasus pilkada, kebijakan DPP tak selalu linear dengan dukungan arus bawah. Memang, Risma cukup popular dan harum di Surabaya, tapi dampak “sakit hati” para kader PDIP – terutama elit PDIP kota Surabaya – tak bisa dibaikan. Apalagi jika calon wakil wali kota yang disandingkan kurang pas.

Walhasil, dari segi rekom PDIP untuk Pilwali tampaknya sudah jelas. Kubu Risma kemungkinan besar jadi pemenang, kecuali ada kesepakan baru antara kubu Bambang DH dan Risma.

Em Mas’ud Adnan, Direktur RAHMI CENTER (Rahmatan Lil-Alamin Center)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO