Pakaian Khas Kabupaten Kediri segera Dipatenkan
Editor: Rohman
Wartawan: Muji Harjita
Selasa, 01 Februari 2022 22:48 WIB
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Warga Kabupaten Kediri yang selama ini belum memiliki pakaian khas, kini patut berbangga. Sebab, tahun 2022 ini pakaian yang menjadi khas Kediri berdasarkan pengkajian sejarah bakal di-launching.
Ketua Tim Kajian Pakaian Khas Kediri, Imam Mubarok, menyampaikan pengkajian pakaian khas itu dimulai 26 November sampai 20 Desember. Meski dilakukan cepat, namun tetap mengedepankan pada aspek sejarah yang menjadi rujukan.
BACA JUGA:
Ini Respons Bupati Kediri Soal Kelangkaan Tabung Gas Elpiji yang Dikeluhkan PKL
Lagi, Pemkab Kediri Kukuhkan Ratusan Kampung Keluarga Berkualitas
Uji Coba Makan Siang Gratis di Kediri, Banyak Siswa Minta Tambah Sambal ke Bupati Dhito
Pastikan Mutu Layanan Kesehatan, Bupati Kediri Evaluasi Kinerja Petugas Puskesmas
"Di awal ada hal yang perlu kita pertimbangkan, bahwa pakaian ini adalah pakaian yang nantinya diharapkan menjadi pakaian adat," katanya dalam acara audiensi dengan Bupati Kediri, Senin (31/1) kemarin.
Menurutnya, kajian dilakukan didasarkan pada era Kediri awal. Adapun tim pengkajian pakaian khas Kabupaten Kediri melibatkan kalangan akademisi, arkeolog, desainer dan pembatik, budayawan, maupun tim internal dari Pemkab Kediri.
Sedangkan, Sigit Widiatmoko, Anggota Tim Pengkajian Pakaian Khas Kediri, menerangkan pengkajian pakaian khas itu dilakukan dari segi budaya Kediri baik susastra, peninggalan arkeologi, maupun etnologi. Berdasarkan kajian susastra dari sumber-sumber yang ada dilihat secara semiotik atau penandaan, akhirnya menetapkan motif grinsing sebagai dasar.
Grinsing itu diambil dari cerita Panji dan Candrakirana. Di mana Candrakirana yang sedang hamil dan mau melahirkan berniat menyerahkan baju polos. Karena dirasa kurang pantas untuk diserahkan, akhirnya baju itu diberi motif yang kemudian dinamakan motif gringsing.
Adapun, motif lidah api merupakan representasi dari Ibu Kota Kediri, yakni Dahanapura. Motif lidah api itu berkembang di ekonografi patung, dan candi-candi yang ada di Kediri.
"Dua motif ini kita gabungkan menjadi motif Kediri, itu yang utama sedangkan motif lain hanya tambahan," terang Sigit yang juga menjabat Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Kediri.
Simak berita selengkapnya ...