​Presiden Ukraina Berdarah Yahudi, Tapi Israel Tak Mau Bantu | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Presiden Ukraina Berdarah Yahudi, Tapi Israel Tak Mau Bantu

Editor: tim
Senin, 07 Maret 2022 21:42 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/REUTERS/Sindonews.com

KIEV, BANGSAONLINE.com – Sejatinya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy beradarah Yahudi. Tapi Isarael hingga sekarang tak merespon permintaan bantuan Zelenskyy. Padahal presiden yang berlatar belakang pelawak itu dalam posisi terdesak.

Meski demikian, mengirimkan sekitar 100 ton bantuan kemanusiaan. Diantaranya obat-obatan, kantong tidur, peralatan pemurnian air dan barang-barang lainnya. Ukraina meminta mengirim tim paramedis, tetapi pemerintah zionis itu menolak permintaan tersebut.

Ukraina sempat meminta senjata pertahanan dan alat pelindung, tetapi menolak permintaan itu.

Menurut Duta Besar Ukraina untuk Yevgen Korniychuk, Zelensky sangat berharap bantuan Tel Aviv. Alasannya dia berdarah Yahudi.

“Sebagai duta besar negara dengan presiden Yahudi, saya dapat mengatakan Zelensky memiliki harapan yang lebih tinggi dari daripada yang dapat diberikan ,” kata Yevgen Korniychuk.

Ia juga mengklaim bahwa Perdana Menteri Naftali Bennett berada dalam situasi sulit untuk menyeimbangkan hubungan dengan Ukraina dan Rusia karena Zelensky adalah orang Yahudi.

Menurut Korniychuk, banyak orang Ukraina memenuhi syarat untuk berimigrasi ke di bawah Law of Return. memperkirakan 180.000 orang.

“Kepemimpinan kami percaya bahwa adalah satu-satunya negara demokratis yang memiliki hubungan baik dengan kedua pemimpin itu,” kata Korniychuk. Yang dimaksud dua pemimpin adalah Presiden Ukraina Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Zelensky sebenarnya meminta untuk mengambil peran mediator beberapa kali selama setahun terakhir, termasuk selama panggilan telepon terbarunya dengan Bennett. Korniychuk mengatakan pesan Zelensky kepada : "Terima kasih, kami menghargai semua upaya Anda, tetapi kami membutuhkan lebih banyak."

Kornichuk mengulangi permintaan Ukraina dalam pertemuan di Kantor Perdana Menteri, Senin pekan lalu. “Ketika menginginkan bantuan kami, kami ada untuk mereka,” kata Korniychuk. Itu terkait PBB, permintaan konsuler, dan hal-hal lain.

PM Bennett mengatakan bahwa akan terus berusaha menengahi antara Rusia dan Ukraina. Dia menyampaikan hal itu setelah kembali dari pembicaraan mendadak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kantor Bennett mengatakan perdana menteri telah berbicara tiga kali selama akhir pekan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (tim)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video