Hidupkan Lailatul Ijtima’, Kiai Asep: Doa Kita Pasti Dikabulkan, Tapi Lewat Tiga Cara Ini
Editor: MMA
Jumat, 18 Maret 2022 11:46 WIB
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kembali menggelar Lailatul Ijtima’ dan pengajian Al-Hikam serta kajian Ahalussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Acara yang dihadiri sekitar 200 kiai dari seluruh Jawa Timur itu digelar di Guest House Kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto, Kamis (17/3/2022) malam. Acara itu diawali istighotsah dan tahlil di Masjid Kampus Institut KH Abdul Chalim.
“Setiap malam tanggal 15, bulan depan malam tanggal 15 Ramadan. Karena PBNU sudah tak mengadakan Lailatul Ijtima’, maka kita yang mengadakan, terutama Pergunu,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim saat memberikan sambutan.
BACA JUGA:
Kampanye Perdana, Gus Barra-dr Rizal Langsung Menggebrak Enam Titik Lokasi di Jatirejo
Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
Hadiri Muslimat NU Bersholawat Bersama Habib Syech, Khofifah: Jamaah yang Konsisten Mendoakan Bangsa
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu mengaku akan menghidupkan dan menyemarakkan lagi Lailatul Ijtima yang belakangan makin jarang digelar oleh NU.
“Kebetulan sekarang berbarengan dengan malam nisfu sya’ban, malam yang dikabulkan doa," kata Kiai Asep.
Lailtul Ijtima’ adalah warisan kultural keagamaan NU dari para kiai tempo dulu. Lailatul Ijtima’ berasal dari kebiasaan berkumpulnya para kiai NU untuk memecahkan berbagai persoalan keagamaan, sosial kemasyarakatan, termasuk keorganisasian, yang dibarengi dengan membaca salawat, dzikir dan istighatsah.
Dulu Lailatul Ijtima’ itu digelar NU, mulai tingkat ranting hingga pusat yaitu PBNU. Namun seiring dengan waktu, Lailatul Ijtima’ itu mulai jarang digelar, terutama oleh PBNU. Padahal Lailatul Ijtima’ itu tradisi khas NU. Bahkan Lailatul Ijtima’ itu bisa disebut sebagai basis kultural keagamaan NU.
“Karena itu kita adakan lagi sekaligus mengaji kitab Al Hikam. Ini memang terlambat. Seandainya kita adakan 15 tahun lalu mungkin lebih baik. Tapi gak apa-apa, tetap dan harus kita adakan,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com.
Dalam pengajian Kitab Al-Hikam kali ini Kiai Asep banyak mengupas tentang keterkabulan doa. Merujuk kepada Al Hikam yang ia baca, Kiai Asep mengatakan bahwa doa kita dijamin dikabulkan oleh Allah SWT.
Hanya saja, kata Kiai Asep, keterkabulan doa itu sesuai ketentuan dan versi Allah, bukan versi manusia. Menurut Kiai Asep, ada tiga versi atau cara Allah SWT mengabulkan doa kita.
“Pertama, doa kita langsung dikabulkan oleh Allah,” kata Kiai Asep.
Kedua, Allah menunda keterkabulan doa kita. “Allah tidak langsung mengabulkan, tapi menunda keterkabulan doa kita dengan pertimbangan kebaikan,” katanya.
Simak berita selengkapnya ...