Rakyat China 1,402 Miliar, Tiongkok Ekspor Rakyat ke RI, Natalie Dikecam Hina Tukang Las
Editor: Tim
Rabu, 01 Juni 2022 20:39 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Populasi penduduk China terus membengkak. Kini jumlahnya mencapai 1,402 miliar. Presiden Repuplik Rakyat Tiongkok Xi Jinping pusing. Karena jumlah penduduk yang sangat besar itu tidak hanya butuh banyak lowongan kerja, tapi juga membuat bumi China kian sumpek.
Maka Xi Jinping yang Sekretaris Jenderal Partai Komunis itu terus mencari jalan keluar. Salah satunya jalan adalah mengekspor rakyatnya ke negara lain dengan dalih menanam investasi.
BACA JUGA:
Konsolidasi Pemenangan, Sekjen DPP PSI Siap Dukung Pasangan WALI di Pilwali Malang 2024
Jelang Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Terima SK B1 KWK dari PSI
PSI Rekom Abdul Ghofur-Firosya Shalati Maju Pilkada 2024 di Lamongan
Alasan PAN dan PSI Dukung Aminudin-Ina pada Pilkada 2024 di Kota Probolinggo
Nah, Indonesia menjadi salah satu sasaran empuk investasi China. Tak aneh, jika gelombang tenaga kerja China ke Indonesia makin besar. Banyak sekali video dan foto mereka beredar di media sosial saat mereka keluar dari pesawat udara di beberapa bandara di luar Jawa.
"Wajahnya kumuh, tak bisa bahasa Indonesia," kata Wildan, warga Konawe, Sulawesi Tenggara kepada BANGSAONLINE.com. Ia mengaku memergoki langsung rombongan orang China yang baru turun dari pesawat.
"Hampir tiap minggu datang berombongan," tuturnya lagi sembari menegaskan bahwa ia mengaku menemukan TKA China di beberapa bandara karena dia sering naik pesawat untuk ceramah di berbagai tempat.
Selama ini pemerintah memang tak pernah terbuka soal gelombang TKI China itu. Bahkan pemerintah terkesan melindungi mereka. Tentu publik masih ingat ketika pemeritah sangat ketat melarang warga Indonesia bepergian saat pandemi Covid-19. Ternyata terbetik informasi sebanyak 500 TKA Cina datang ke Sulawesi Tenggara.
"Rakyat sendiri dilarang bepergian, sedang rakyat China dibiarkan bebas berkeliaran di Indonesia," demikian kecaman yang marak di media sosial.
Publik langsung menuding Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalangnya. Tapi Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi mengatakan rencana kedatangan dari 500 TKA Cina ke Sulawesi Tenggara adalah untuk kebutuhan penyelesaian pembangunan proyek industri agar dapat segera rampung. "Sehingga bisa mulai menjadi salah satu pencipta lapangan kerja dan sumber pendapatan, pembangunan daerah disana," ujarnya kepada Tempo, Kamis 30 April 2020.
(Sutiyoso. Foto: Antara)
Jodi menegaskan dengan kedatangan TKA asal Cina tersebut tak ada sangkut paut dengan Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut dia, dengan adanya pembangunan di wilayah Sulawesi akan memberikan banyak multiplier effect dan menggerakan aktivitas sosial ekonomi masyarakat setempat.
Pemerintah bisa saja membuat seribu alasan. Tapi lama-lama publik makin paham dan gelisah. Bahkan mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN), Sutiyoso, terang-terangan mengbongkar masalah tenaga kerja China itu ke publik.
"Kok kita nggak sadar-sadar gitu loh. Bukan apa, saya orang intelijen, saya bisa membaca. Pegawai-pegawai itu yang di Kalimantan, di Sulawesi, sampai Papua nggak akan pernah kembali ke sana (China- Red). Pasti di sini," ungkap Bang Yos, panggilan Sutiyoso, dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun.
"Di Tiongkok punya anak dua, yang anak kedua ini kayak yatim piatu diperlakukannya oleh pemerintah. Nah di sini dia bikin anak sebanyak-banyaknya. Artinya, jangan sampai kita ini nggak sadar-sadar akhirnya mereka yang mayoritas, bukan kita," tegas Bang Yos.
Sutiyoso memprediksi ada potensi jumlah TKA China akan terus berkembang. Bahkan bisa menjadi mayoritas di Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu khawatir Indonesia mengalami nasib seperti Singapura dan Malaysia. Yang kini dikuasai orang keturunan China atau Tiongkok.
Namun peringatan dini Sutiyoso itu justru diserang oleh Grace Natalie, Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Simak berita selengkapnya ...