Temuan Menarik Disertasi Gus Bara: Kiai Abdul Chalim Komunikator Kiai Wahab dan Hadratussyaikh
Editor: M Mas'ud Adnan
Kamis, 30 Juni 2022 15:00 WIB
BANDUNG, BANGSAONLINE.com – Ada temuan menarik dalam Disertasi Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra (Gus Bara), yang dipaparkan pada Sidang Promosi Doktor di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Bandung, Selasa (28/6/2022).
Ternyata KH Abdul Chalim tidak hanya menjadi penulis dan kurir yang mengantar surat undangan dalam proses pendirian organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Tapi juga berperan sebagai komunikator dalam proses komunikasi KH Abdul Wahab Hasbullah dengan gurunya, Hadratussyaikh KH Muhamamd Hasyim Asy’ari, ketika proses pendirian NU.
BACA JUGA:
Disambut Meriah Warga Pacet Mojokerto, Paslon Mubarok Paparkan Sejumlah Program Bila Terpilih
Semangat Kebersamaan Warga Dawarblandong untuk Menangkan Paslon Mubarok di Pilbup Mojokerto
Di Hadapan Warga Dawarblandong, Paslon Mubarok Siapkan Program Bedah Rumah Tak Layak Huni
Di Dawarblandong, Cawabup dr M Rizal Octavian Janji Program Susu Jumat dan Konsultasi Dokter
Saat itu, Kiai Abdul Wahab berinisiatif mendirikan NU. Tapi tak kunjung mendapat izin dan restu dari Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari. Padahal restu Hadratussyaikh bagi Kiai Wahab adalah kunci atau modal utama untuk mendirikan NU.
Kenapa? Karena Hadratussyaikh bagi Kiai Wahab bukan saja guru yang sangat dihormati, tapi juga karena Hadratussyaikh adalah ulama paling berpengaruh dan disegani di nusantara saat itu. Termasuk oleh penjajah sekali pun.
(Para syaikh dari Sudan dan Mesir. Foto: MMA/BANGSAONLINE.com)
Kiai Wahab pun curhat atau mencurahkan isi hatinya kepada Kiai Abdul Chalim. “Saya sudah 10 tahun belum mendapat izin. Kalau memang tak dapat izin, saya akan kembali kepada organisasi dengan melakukan perubahan-perubahan. Atau saya kembali ke pesantren,” kata Kiai Wahab Hasbullah kepada Kiai Abdul Chalim , seperti ditirukan Gus Bara di depan para penguji disertasinya yang dipimpin Prof. Dra. Aquarini Priyatna Prabasmoro, MA, M.Hum, Ph.D.
Dalam naskah asli Kiai Abdul Chalim yang sudah diindonesiakan tertulis:
Kalau kali ini nyata luput
Milih satu antara dua yang patut
Masuk organisasi merombak terus
Atau pulang memelihara pondok yang khsusus
Dari syair itu tampak bahwa Kiai Wahab hampir “menyerah” karena 10 tahun belum mendapat izin dari Hadratussyaikh. Nah, saat itulah Kiai Abdul Chalim terus memberi semangat kepada Kiai Wahab yang dianggap sebagai gurunya.
Bahkan Kiai Abdul Chalim mampu berperan sebagai komunikator atau penyampai pesan yang baik, antara Kiai Wahab dan Hadratussyaikh.
Terutama ketika Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari memberikan respon menggembirakan.
Bagaimana respon Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari? “Saya sudah memikirkan nasib kiai,” kata Hadratussyaikh, seperti diungkap Gus Bara.
“Kiai yang dimaksud adalah Kiai Wahab Hasbullah,” jelas Gus Bara lagi.
Kepada BANGSAONLINE.com Gus Bara kemudian menunjukkan naskah Kiai Abdul Chalim tentang dawuh Hadratussyaikh. Naskah dalam bentuk syair itu tertulis sebagai berikut:
Saya terima kata darilah paduka
Pak Ki Hasyim yang mulia malah berkata
Mas Dul Halim sebelum NU berdiri
Ialah saya kasihan pada kiai
Abdul wahab yang ditendang sana sini
Mau bantu tak dapat jalan izin
Tiga tahun itulah saya memikirkan
Barulah sekarang terdapatnya jalan
Menurut Gus Bara, kalimat “Mas Dul Halim” menunjukkan keakraban antara Kiai Abdul Halim dan Hadratussyaikh.
"Dan komunikasi ini menandakan bahwa terjadi sangat intens antara keduanya dan Kiai Chalim sebagai komunikator atau mediator antara dua tokoh penting di NU, Kiai Hasyim, dan Kiai Wahab," kata Gus Bara kepada BANGSAONLINE.com.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim dan istrinya, Nyai Hj Alif Fadilah dan istri Gus Barra, Ning Hana. Foto: MMA/BANGSAONLINE.com)
Gus Bara menduga Hadratusyaikh cukup lama belum memberikan izin karena banyak persiapan dan pertimbangan, terutama secara spiritual.
“Mungkin masih salat istikharah atau apa,” kata Gus Bara kepada BANGSAONLINE.com.
Simak berita selengkapnya ...