Gila! Usai Rugi Rp 1 Triliun, Pengusaha Ini Beli 23.000 Mobil Listrik Mewah
Editor: MMA
Senin, 01 Agustus 2022 20:12 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Inilah kehebatan sebuah ide. Meski pernah gagal dan rugi Rp 1 triliun, ternyata ide berikutnya menuai sukses spektakuler. Pengusaha ini bahkan ancang-ancang beli 23.000 mobil listrik. Tiap minggu akan datang 2.000 unit.
Wow! Penasaran? Silakan simak tulisan wartawan kawakan, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA hari ini, Senin 1 Agustus 2022. Atau di BANGSAONLINLE.com di bawah ini. Selamat membaca: (PENGANTAR REDAKSI BANGSAONLINE).
BACA JUGA:
Tim Anargya ITS Kembali Raih Juara 1 Formula Bharat Pi-EV 2024
Mobil Listrik Karya Tim Nogogeni ITS Jadi Perhatian Publik di PEVS 2024
PLN Beberkan Alasan Biaya Murah Bila Memiliki Kendaraan Listrik
Mobil Listrik Mudah Terbakar?
PERJALANAN sebuah ide, di bidang bisnis, sering hanya sampai di persimpangan jalan. Kenyataan ternyata sering tidak sesuai dengan yang dipikirkan –meski sudah lewat kajian yang mendalam. Emosilah yang mendorong lahirnya sebuah ide. Maka, kadang, emosi lebih dominan dalam mengkaji asumsi.
Sebuah ide baru yang gagal sering juga memicu ide lanjutan –meski yang lebih sering memicu frustrasi. Tergantung jenis orangnya.
Scott Painter bukan jenis yang mudah menyerah.
(Scott Painter. Foto: disway)
Kalau tahun ini Painter menjadi terkenal, itu ide lanjutannya: model baru persewaan mobil. Ide itu lahir setelah ia muter-muter lama di jalan buntu. Sambil menghabiskan bensin sia-sia.
Sebenarnya tidak sepenuhnya bensin itu sia-sia. Itulah biaya yang tanpanya tidak akan sampai ke ide lanjutan: Painter membuat perusahaan persewaan mobil. Khusus mobil listrik. Hanya di California.
Nama perusahaannya: Autonomy.
Dasar pemikirannya sederhana: banyak sekali orang ingin membeli mobil listrik. Tapi ragu. Khas keraguan menghadapi pilihan baru.
Keraguan seperti itu tidak muncul pada orang yang akan membeli mobil bensin. Satu-satunya keraguan dalam membeli mobil bensin hanyalah: uangnya cukup atau tidak. Kalau pun kurang-kurang sedikit biasanya kalah dengan emosi.
Maka Autonomy menyediakan layanan ini: coba dulu mobil listrik. Sewa saja. Bulanan. Minimal tiga bulan. Satu bulan sekitar Rp 8 juta. Murah sekali –untuk ukuran Amerika. Kalau masih perlu mencoba lebih lama sewa lagi bulanan.
Sukses.
Autonomy awalnya hanya membeli 100 buah Tesla. Model 3. Laris. Lalu membeli lagi 200 mobil Tesla per bulan. Termasuk Model Y. Kini Autonomy ancang-ancang membeli 23.000 mobil listrik. Tiap minggu akan datang 2.000 unit. Tidak lagi hanya Tesla. Pun Lucid, Ford, Polestar, Canoo, dan Rivian.
Tentu perusahaan rental lainnya juga menyediakan mobil listrik. Tapi hanya sebagai variasi armada. Sedang Autonomy bermaksud lebih khusus bagi orang yang masih ragu membeli mobil listrik. Keputusan akhir pada konsumen.
Kelihatannya, ide terbaru Painter ini lebih bisa jalan. Setidaknya lebih baik dari beberapa ide sebelumnya. Apalagi dibanding ide pertamanya. Yang bakar uang. Tidak tahu kapan padamnya.
Painter kelahiran Seattle, negara bagian Washington. Ia tumbuh remaja di kota kecil dekat Sacramento, California. Setamat SMA ia masuk sekolah militer. Ia menjalani pendidikan militer di West Point. Khusus bidang strategi militer dan engineering system.
Dari situ Painter kuliah di Universitas Berkeley: mendalami political economy.
Perusahaan pertama yang ia dirikan bernama Zac.Com. Sebuah start up. Bidangnya penyediaan Apps untuk persewaan mobil. Pengguna apps bisa memilih persewaan mobil paling murah dan baik. Sewa mobil memang jadi kebiasaan umum di Amerika. Konsumennya luas sekali. Dengan apps itu konsumen tidak perlu menelepon satu per satu perusahaan persewaan. Lalu membanding-bandingkannya.
Simak berita selengkapnya ...