Ahok Mencari Pemimpin Bersih
Editor: MMA
Jumat, 26 Agustus 2022 15:38 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok membuat program: Mencari Pemimpin Bersih, Transparan, dan Profesional. Yang menarik, nama program itu disingkat BTP, persis singkatan namanya sendiri. Permainan nama (BTP) ini memang khas politisi.
Tapi benarkah ini program politis? Atau sekedar mengabadikan namanya?
BACA JUGA:
Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024
Viral Ahok Bilang Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, PAN pun Bereaksi
Kiai Said Aqil Ingin Pemimpin Nasional Berani Bersih seperti Mahfud MD
Revitalisasi Jakarta Convention Center, Total Anggaran Capai Rp135,7 Miliar
Simak saja tulisan wartawan kawakan, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA hari ini, 26 Agustus 2022. Atau di bangsaonline.com di bawah ini. Selamat membaca: (PENGANTAR REDAKSI BANGSAOANLINE).
ADA program baru. Namanya: Mencari Pemimpin Bersih, Transparan, dan Profesional. Pendaftaran sudah dibuka.
Kita memang perlu pemimpin yang BTP (bersih, transparan, profesional). Pemilik program ini tokoh bernama BTP –Basuki Tjahaja Purnama. Yang dulu sering dipanggil Ahok. Mantan gubernur DKI Jakarta itu.
"Pendaftarnya sudah lebih 1.000 orang," ujar Tommy Tjiptadjaja, salah satu aktivis di Yayasan BTP.
Dari 1.000 pendaftar itu akan dipilih 150 orang. Disesuaikan dengan kapasitas pengajaran. Mereka diseleksi lewat berbagai test. Salah satu yang penting adalah menulis esai. Yakni esai tentang masyarakat lingkungan kota/kabupaten masing-masing. Lengkap dengan semua persoalannya dan cara menyelesaikannya.
Dari esai itu akan diketahui problem yang ada di lingkungan mereka. Lalu bagaimana cara melayani masyarakat tersebut. Dan akhirnya bisa benar-benar menyelesaikan persoalan masyarakat setempat.
Mereka yang sudah lulus seleksi akan ikut pendidikan khusus. Setiap Jumat malam. Jam 19.00. Lewat zoom. Selama 4 minggu.
Pengajarnya BTP sendiri. Selama 1,5 jam.
Di situlah BTP akan menguraikan prinsip-prinsip kepemimpinannya. "Prinsip beliau itu sederhana. Peduli rakyat sekitar," ujar Tommy.
Prinsip yang lain adalah: harus memulai dari bawah. Jadilah anggota DPRD kota/kabupaten dulu. Lalu naik ke jenjang lebih tinggi.
BTP sendiri memulai dari anggota DPRD kabupaten Belitung. Lalu jadi bupati Belitung. Naik jadi anggota DPR Pusat. Lalu jadi wakil gubernur dan akhirnya gubernur DKI Jakarta.
Saat BTP menjadi bupati Belitung itulah daya tariknya mulai terlihat. Sampai-sampai rakyat Belitung yang Islamnya sangat religius bisa memilih BTP yang Tionghoa dan Kristen.
Para mahasiswa Indonesia di Amerika pun mulai memperhatikannya. Khususnya mahasiswa yang tergabung dalam Fellowship Indonesian Christian in America. Mereka mengundang Ahok –julukan BTP waktu itu– ke Chicago. BTP diminta ceramah di sana. Mereka lebih terkesan lagi.
"Kita perlu 1000 BTP. Dari suku dan agama apa pun," ujar Tommy. Sayangnya, katanya, Ahok terlalu singkat memimpin Jakarta.
Simak berita selengkapnya ...