Sejarah Halloween, Tradisi yang Menewaskan 151 orang di Itaewon Korea Selatan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Sejarah Halloween, Tradisi yang Menewaskan 151 orang di Itaewon Korea Selatan

Editor: sigit
Minggu, 30 Oktober 2022 18:04 WIB

Ilustrasi gambar Halloween (foto: pixabay)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pesta Halloween di Kota Itaewon, Korea Selatan berubah menjadi mencekam setelah setidaknya memakan korban tewas 151 orang dan puluhan orang terluka pada Sabtu (29/10/2022).

Perayaan yang terjadi di salah satu jalan kecil di kawasan tersebut berubah menjadi horor, saat warga yang membanjiri kawasan tersebut mulai berdesakan hingga saling injak. Hal itu dipicu ketika salah satu peserta acara mendengar ada seorang selebritas yang hadir di sebuah bar pinggir jalan.

Apa itu perayaan Halloween?

Perayaan Halloween adalah sebuah acara yang dilakukan oleh orang-orang di berbagai dunia dengan memakai topeng dan kostum yang menyeramkan.pada 31 Oktober setiap tahunnya.

Selain itu, pesta Halloween juga identik dengan lentera dari buah labu yang dibentuk sesuai wajah Jack O'Lantern.

Sejarah Halloween

Sejarah Halloween seperti yang dilansir dari History,com, Halloween berasal dari festival kuno bangsa Celtic yaitu Samhain.

Bangsa Celtic yang hidup sekitar 2.000 tahun yang lalu, merayakan tahun baru mereka pada 1 November di sebagian besar daerah yang sekarang menjadi Inggris Raya, Irlandia, dan Prancis Utara.

Mereka berkeyakinan bahwa pada malam sebelum tahun baru, batas antara dunia orang yang hidup dan orang mati menjadi kabur. Oleh sebab itu, pada malam 31 Oktober Bangsa Celtic merayakan Samhain, yang diyakini bahwa roh orang mati kembali ke bumi.

Selain menyebabkan suatu masalah dan merusak tanaman, Bangsa Celtic berpikir kehadiran roh dari dunia lain konon dapat memudahkan pendeta Celtic untuk meramal masa depan.

Untuk mengenang peristiwa itu, pendeta Celtic akan membuat api unggun suci yang besar, di mana orang-orang akan bergabung untuk membakar tanaman dan hewan sebagai persembahan kepada dewa mereka.

Selama perayaan diadakan, orang Celtic mengenakan kostum yang terbuat dari kepala dan kulit binatang serta saling bercerita nasib satu sama lain.

Setelah perayaan selesai, mereka akan menyalakan kembali perapian untuk melindungi selama musim dingin yang akan datang. (git)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video