Menengok Cara Surabaya Merawat Toleransi
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Yudi Arianto
Kamis, 03 November 2022 18:31 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dengan jumlah populasi penduduk mencapai sekitar 3 juta orang, Surabaya menjadi kota terbesar kedua di Indonesia. Jutaan masyarakat yang berasal dari berbagai suku, ras, dan agama di Indonesia ini pun saling hidup berdampingan dengan menciptakan rasa toleransi dan keharmonisan di Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan bahwa dari dulu hingga sekarang, masyarakat selalu menjunjung tinggi toleransi antar suku, ras dan umat beragama. Bahkan, saat pertempuran 10 November 1945, seluruh suku, ras dan agama yang ada di Indonesia turut berjuang bersama merebut kemerdekaan di Surabaya.
BACA JUGA:
Korban Begal di Surabaya Tolak Ajakan Damai Pelaku
One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Polisi Bongkar Motif Begal Perempuan di Surabaya
Begal Perempuan Sasar Driver Taksi Online di Surabaya
"Matur nuwun (terima kasih) untuk seluruh warga Kota Surabaya yang telah menjaga perdamaian, yang telah menjaga persaudaraan satu dengan yang lainnya," kata Eri.
Perwujudan Surabaya sebagai Kota Toleransi terus diperkuat pemerintah daerah setempat. Beragam upaya dilakukan Pemkot Surabaya bersama seluruh elemen sebagai komitmen untuk menjaga kemajemukan, dan toleransi di Kota Pahlawan.
Kampung Pecinan Kembang Jepun dan Kawasan Ampel
Kampung Pecinan Kembang Jepun dan Ampel berada di distrik Surabaya Utara. Di sana, telah menjadi pembauran warga etnis Jawa, Madura, Cina, dan Arab. Mereka pun tinggal berdampingan di wilayah perkampungan.
Bahkan di kawasan ini, berdiri sejumlah rumah ibadah yang jaraknya tak kurang dari 1 kilometer. Sejumlah rumah ibadah itu terdiri dari klenteng, gereja, masjid, dan vihara. Meski warga yang tinggal di sana berbeda etnis dan keyakinan, selama ini mereka hidup berdampingan dan saling menghormati satu dengan lainnya.
Eri Cahyadi mengajak masyarakat untuk terus mengumandangkan bahwa Surabaya adalah kota terbuka bagi seluruh golongan dan agama. Perasaan itupun diharapkan dapat terus ditularkan kepada anak cucu dan generasi penerus ke depan.
“Perasaan ini harus kita wujudkan terus kepada anak cucu kita. Saya yakin Insyaallah Surabaya tidak ada radikalisme, Surabaya tidak ada kekacauan, karena semuanya dijaga oleh arek-arek Suroboyo yang cinta perdamaian,” tuturnya.
Deklarasi Surabaya Damai dan Silaturahmi Toleransi Kebangsaan
Beragam upaya lain juga terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk menjaga kesatuan dan persatuan di Kota Pahlawan. Di antaranya saat momentum Peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2022.
Dalam merefleksikan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Deklarasi Surabaya Damai dan Silaturahmi Toleransi Kebangsaan digelar setelah Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang berlangsung di halaman Balai Kota Surabaya pada Jumat (28/10/2022).
Deklarasi ini diikuti 38 komunitas perguruan bela diri di Kota Pahlawan. Melalui Deklarasi ini, Pemkot Surabaya mengajak mereka untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kedamaian di Kota Surabaya.
Simak berita selengkapnya ...