Papi Asik Diluncurkan Wali Kota Kediri, Seasyik Apa Sih?
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Muji Harjita
Rabu, 16 November 2022 14:17 WIB
KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meluncurkan aplikasi program pemantauan ibu, anak, dan siklus kehidupan (Papi Asik) di Ballroom Lotus Garden, Kota Kediri, Rabu (16/11/2022). Tak hanya meluncurkan aplikasi, ada pula sosialisasi screening hipotiroid kongenital (SHK).
Dalam sambutannya, Wali Kota Abu Bakar mengatakan bahwa aplikasi Papi Asik melayani para ibu hamil warga Kota Kediri. Dari aplikasi ini, bisa terdeteksi ibu hamil mana yang tidak berisiko, berisiko tinggi, dan sangat tinggi.
BACA JUGA:
Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan, Pj Wali Kota Kediri Paparkan Sejumlah Program
Pj Wali Kota Kediri Lepas 35 Kafilah Ikuti Ajang Porsadin VI Jawa Timur
Perdana Digelar, Dishub Kota Kediri Lakukan Uji Emisi Gas Buangan untuk Kendaraan Roda 4
2.155 Keluarga Rawan Stunting Terima Bantuan, Pemkot Kediri Lakukan Monitoring
"Jadi kita punya data yang valid ibu hamil mana yang berisiko," ujarnya.
Menurut pria yang akrab disapa Mas Abu tersebut, selama ini data pelayanan kesehatan ibu dan anak dikelola secara manual dan terpisah. Hal itu rawan akan terjadinya kehilangan data. Sedangkan melakukan pelacakan dan pencarian data membutuhkan waktu yang lama.
Dengan adanya aplikasi Papi Asik, data akan lebih valid, terintegrasi, dan real time. Data tersebut digunakan Pemerintah Kota Kediri untuk melakukan intervensi. Sebab, ibu hamil berisiko tinggi harus tertangani dengan baik untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.
"Ibu hamil berisiko tinggi kalau tidak tertangani dengan baik, dekat dengan kematian. Asyiknya aplikasi ini memberikan data yang valid sehingga kita bisa tahu penanganan apa yang harus segera kita lakukan. Jadi ibaratnya kalau kita mau intervensi pakai program tepat sasaran," terang dia.
Sedangkan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Fauzan Adima menambahkan, aplikasi Papi Asik digunakan oleh kader posyandu dan masyarakat Kota Kediri. Tahun ini ada sekitar 4.000 ibu hamil dan 20 persennya berisiko tinggi.
Simak berita selengkapnya ...