RUU Kesehatan, Semua Profesor Senior Turun Gunung
Editor: MMA
Jumat, 20 Januari 2023 09:23 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Salah satu problem bidang kesehatan adalah kelangkaan alat-alat kedokteran. Bagaimana respon Menteri Kesehatan? Siap. Lalu bagaimana dengan para profesor senior dalam menanggapi RUU Kesehatan?
Silakan baca tulisan wartawan senior, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA pagi ini, 20 Januari 2023. Atau di BANGSAONLINE di bawah ini:
BACA JUGA:
Hari Perawat, Khofifah Optimis Keperawatan Mampu Jawab Tantangan Kesehatan Global
Ribuan Nakes Unjuk Rasa Tolak RUU Omnibus Law Kesehatan di Depan Kantor DPRD Pamekasan
Organisasi Nakes Dialog dengan Gubernur, Khofifah: Layanan Kesehatan Harus Tetap Jalan
COVID selesai, profesor senior harus turun gunung lagi. "Hari ini saya operasi bedah jantung ke-3 sejak diminta turun gunung lagi 11 Januari lalu," ujar Prof Dr Puruhito, kemarin. November depan usia Prof Ito genap 80 tahun.
Berarti tiap dua hari Prof Ito turun gunung. "Jadwal saya ke depan tiap dua atau tiga hari operasi," katanya.
Operasi yang ditugaskan kepada Prof Ito adalah yang punya nilai pembelajaran. Kalau operasinya biasa-biasa saja tidak perlu beliau. Ada pelajaran tambahan dari operasi kemarin: benang yang diperlukan tidak ada. Yakni benang ukuran 4.0. Yang ada ukuran lebih kecil, 5.0. Lalu apa yang harus dilakukan: harus lebih hati-hati. Bagaimana cara hati-hati: calon dokter bedah jantung dapat penjelasan dari Prof Ito.
Di operasi kedua pasca Covid, ada pelajaran dadakan juga: setelah jantung dibuka, ditemukan juga tumor di dalamnya. Meski itu tidak ada dalam rencana operasi, tumor itu harus dibuang: bagaimana membuang tumornya.
Kalau sebatas tidak ada benang ukuran tertentu masih bisa dicarikan jalan keluar. Tidak perlu menunda operasi. Tapi kalau menjelang operasi tidak tersedia obat, ya harus ditunda.
Maka bertambahlah persoalan reformasi kesehatan: jumlah dokter spesialis, ketersediaan obat dan peralatan.
Untuk obat dan pendukung yang diperlukan operasi jantung, misalnya, 90 persen masih impor. Itemnya begitu banyak. Pelayanan kepada pasien tidak hanya soal ketersediaan dokter spesialis tapi juga obatnya.
Lalu soal alat. Salah satu penyebab mengapa spesialis berkumpul di kota besar adalah kelengkapan alat. Dokter itu tidak hanya perlu gaji besar. Tapi juga kepuasan dalam mempraktikkan ilmunya.
Simak berita selengkapnya ...