Rocky Gerung, Corpu Milik MA dan Hakim Berintegritas Ditakut-Takuti Miskin
Editor: MMA
Selasa, 21 Februari 2023 20:44 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Mahkamah Agung (MA) pun kini punya Corporate University (Corpu). Yang menarik, Corpu milik MA mengundang Rocky Gerung (RG). Ternyata performance dosen Universitas Indonesia (UI) itu beda dengan saat tampil di TV. Apa bedanya?
Silakan baca tulisan wartawan kawakan, Dahlan Iskan, di BANGSAONLINE hari ini, Selasa 21 Februari 2023. Selamat membaca:
BACA JUGA:
Zulkifli Hasan Membungkuk depan Gibran, Rocky Anggap Feodalisme, Pertanyakan Genetik Ketum PAN
Putusan MK Bocor atau Dibocorkan? Baliho dan Kaos Duet Gibran-Prabowo Bertebaran
GPS Gelar Aksi Damai Tolak Rocky Gerung Datang ke Sampang
Bapak Jadikan Anak Pewaris Kekuasaan
CORPORATE University kini tidak hanya dimiliki oleh perusahaan sekelas Astra atau Indofood. Mahkamah Agung pun kini punya Corpu. Namanya: Mahkamah Agung Corporate University. Di Megamendung, kawasan Puncak.
Istilah Corpu, kali pertama lahir di Amerika Serikat. Di perusahaan kelas dunia: General Electric (GE). Lalu ada anggapan kejayaan GE berkat Corpu-nya. Perusahaan Indonesia seperti PLN pun mendapat jatah tahunan. Bisa menyekolahkan para calon pimpinan ke GE Corpu.
Maka wabah ber-Corpu menjalar ke berbagai penjuru dunia. Telkom membangun Corpu pertama di Indonesia. Di Bandung. Lalu Pelindo. Di Cipanas. Yang lain-lain pun menyusul. Ketika reputasi GE sudah tidak sehebat dulu pun, Corpu jalan terus.
Bahkan, di Indonesia, menjalar ke instansi pemerintah.
Kementerian keuangan mencatatkan diri sebagai pemilik Corpu pertama di lingkungan pemerintah. Saya pun kaget: Mahkamah Agung kini juga punya Corpu.
Model pendidikan dan latihan (Diklat) kelihatannya dianggap sudah kuno. Tidak relevan lagi. Maka datanglah era Corpu.
Lalu apakah Corpu?
Definisinya begitu banyak. Anda bisa memilih yang ini: Corpu adalah lembaga pendidikan yang dijadikan alat strategis oleh perusahaan dalam mengembangkan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kurikulumnya pun bisa dibuat sendiri-sendiri. Disesuaikan dengan kepentingan perusahaan. Corpu seperti milik Pelindo misalnya, memakai kurikulum 70-20-10.
Yang dominan adalah mentoring. Terutama yang terkait dengan penugasan di perusahaan. Hampir tidak ada pelajaran teori. Kalau pun ada diselip-selipkan di sela-sela mentoring.
Dua tahun terakhir saya dipilih menjadi mentor di Pelindo Corpu. Muridnya adalah pejabat-pejabat setingkat direksi. Terutama di anak-anak perusahaan. Mereka membawa ''kurukulum'' sendiri: bagaimana memecahkan persoalan yang berat-berat.
Lalu bagaimana Mahkamah Agung sampai punya Corpu sendiri?
Sama. Meski bukan perusahaan persoalan yang dihadapi Mahkamah Agung tidak lebih ringan dari perusahaan besar.
Mahkamah Agung punya begitu banyak hakim. Yang harus selalu berhadapan dengan perkara baru. Apalagi hakim memiliki independensi mutlak untuk membuat keputusan. Mereka wakil Tuhan di ruang pengadilan.
"Lewat Corpu kami akan membangun hakim yang cadas," ujar Syamsul Arief, kepala Pusdiklat Teknis Mahkamah Agung.
Cadas?
“Cerdas dan Berintegritas," jelasnya. "Dengan tagline Cadas, salamnya bisa berupa jari dibentuk huruf C atau dibentuk simbol metal," tambahnya.
Minggu ini Corpu Mahkamah Agung menarik perhatian publik. Salah satu pengajar pekan lalu adalah Rocky Gerung. Materi pelajarannya: filsafat hukum.
Saya pun membuka YouTube. Ups... Panjang sekali: hampir tiga jam. Syamsul sendiri yang jadi moderator.
Di situ saya melihat Rocky Gerung yang berbeda dengan yang biasa Anda lihat di TV. "Kalau memberi kuliah saya harus serius. Kalau di TV saya memang tidak serius. Saya suka mengejek dan godain orang," katanya.
Mahasiswa program Corpu pekan lalu itu para hakim yang masih muda-muda. Dari berbagai penjuru Nusantara: Kerinci, Tanjung Jabung, Barru, Timika....
"Mereka adalah yang punya masa kerja sebagai hakim antara 1 sampai 5 tahun," ujar Syamsul. "Kami ingin membangun integritas sejak para hakim masih muda," ujar Syamsul.
Malam itu ada pertanyaan bagus dari seorang hakim muda: mengapa berintegritas selalu dikaitkan dengan miskin dan menderita.
Maksudnya: mengapa hakim yang berintegritas ditakut-takuti akan menjadi miskin dan menderita. Tidak adakah berintegritas itu disamakan diasosiasikan dengan kebahagiaan.
Simak berita selengkapnya ...