Konflik Politik Nol, Konflik Pesilat 515 Kali
Editor: MMA
Jumat, 22 September 2023 08:11 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Ini sangat ironis. Para pesilat yang dipimpin para pendekar justru memimpin rekor soal konflik. Tak tanggung-tanggung. Konflik pesilat terjadi 515 kali.
Padahal pendekar sejatinya seorang ksatria. Secara historis, ksatria adalah penegak keamanan, penegak keadilan, pemimpin masyarakat, pembela kaum tertindas atau kaum lemah karena ketidakadilan dan ketidakbenaran.
BACA JUGA:
HUT Ke-79 TNI di Surabaya, Pangkoarmada II: Transformasi TNI Menuju Kekuatan Pertahanan Modern
Kapolda Jatim Beberkan Misi Petugas saat Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh Semeru 2024
458 Petugas Gabungan Dilibatkan dalam Pengamanan Pengesahan PSHT di Kota Blitar
Kapolda Jatim Silaturahmi ke Ponpes Al Falah Ploso Mojo Kediri
Di Indonesia – terutama di Jawa Timur – beberapa oknum pesilat justru meresahkan masyarakat karena sering terlibat aksi bentrok, baik dengan masyarakat maupun antarsesama pesilat.
Apa penyebabnya? Benarkah konflik itu terjadi karena fanatisme dan prasasti? Bagaimana dengan prasasti yang kini mulai dibongkar? Benarkah konflik turun drastis?
Silakan baca tulisan wartawan kawakan Dahlan Iskan di BANGSAONLINE edisi Jumat, 21 Agustus 2023 di bawah ini. Selamat membaca:
PENGANTAR REDAKSI BANGSAONLINE
TAHUN politik ternyata tanpa konflik politik. Atau belum. Yang banyak terjadi justru konflik di perguruan pencak silat. Khususnya di perguruan silat Setia Hati Terate. Yang pusatnya di Madiun.
"Konflik politik 0, konflik perguruan silat 515 kali," ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto.
Angka itu ditampilkan kapolda di acara Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023 kemarin malam. Anugerah itu diberikan kepada desa yang juara dalam menjaga kekompakan ''tiga pilar desa'': Kepala Desa/Lurah, Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Kepala desa kepanjangan tangan gubernur Jatim. Babinsa kepanjangan tangan Pangdam V/Brawijaya, dan Bhabinkamtibmas dari Polda Jatim.
Juaranya Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Pemenang kedua Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko, Lumajang. Pemenang ketiga Desa Batuporo, Kecamatan Kedungdung, Sampang.
Lalu ada pemenang 7 kategori: Inovasi Bela Negara, Inovasi Keamanan Lingkungan, Inovasi Pelayanan Publik, Inovasi Sinergi Antarlembaga, Inovasi Partisipasi Masyarakat, Inovasi Komunikasi Publik, Implementasi Program Nasional. Acara ini hasil kerja sama antara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto, dan Harian Disway.
Jatim kelihatan ingin banget menjaga wilayahnya agar tidak panas. Khususnya di tahun panas politik sekarang ini. Maka faktor yang dianggap berpotensi konflik dicegah sejak awal.
Ternyata yang paling berpotensi konflik justru di luar politik. Dari 515 konflik silat itu (2020-2023) yang luka berat 26 orang. Meninggal 6 orang. Luka ringan 526 orang.
Bagi yang sering ke Madiun, Magetan, Ponorogo, dan sekitarnya memang ada pemandangan baru tahun-tahun belakangan: menjamurnya prasasti Setia Hati Terate. Terutama di persimpangan-persimpangan jalan. Sampai ke desa-desa. Terbuat dari semen. Ukurannya bervariasi sekitar 1 x 2 meter. Ada lambang SH Terate. Warna dominasinya hitam, hijau, dan merah.
Banyaknya konflik ditengarai terkait dengan persaingan di perguruan silat itu. Menjamurnya prasasti dianggap salah satu sumbernya.
Maka Pangdam Farid Makruf, Kapolda Toni Harmanto, dan Gubernur Khofifah sepakat: prasasti itu harus dievaluasi. Terutama yang dibangun di tanah fasilitas umum.
Hasil evaluasi: semua prasasti itu tidak boleh berdiri di situ. Harus dihancurkan. "Banyak yang menentang, tapi kami jalan terus," ujar Pangdam Farid Makruf. "Lokasi itu tanah milik umum," katanya.
Simak berita selengkapnya ...