RS Indonesia di Ghaza, Dana Receh Umat Islam Indonesia, dan Nama Pulau-Pulau Indonesia
Editor: MMA
Selasa, 09 Januari 2024 07:34 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Serangan biadab Israel terhadap Rumah Sakit (RS) di Ghaza tidak hanya menyengsarakan rakyat Palestina. Tapi juga membuat pilu para pecinta kemanusiaan dan orang-orang beradab. Termasuk rakyat Indonesia yang peduli dan berpartisipasi terhadap upaya kemerdekaan Palestina.
RS Indonesia di Ghaza juga rusak parah. Akibat disrang Israel. Kini MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) berusaha untuk memperbaiki. Dikutip dari wipidea, MER-C adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela dan mobilitas tinggi. Pendiri utama organisasi ini adalah Joserizal Jurnalis, seorang aktivis dan dokter ahli bedah tulang.
BACA JUGA:
Hari Perdamaian Internasional, Khofifah Ajak Semua Pihak Terus Serukan Perdamaian di Palestina
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran, Pelakunya Diduga Agen Israel
Pertemuan 5 Kader NU dengan Presiden Israel, Nawawi: Karena Gus Yahya Mencontohkan Hal yang Sama
PUI Kediri Raya Serahkan Donasi Rp37 Juta untuk Palestina
Benarkah RS Indonesia banyak disumbang uang receh rakyat Indonesia? Silakan simak tulisan wartawan kodang Dahlan Iskan di BANGSAONLINE.com di bahwa ini:
ISRAEL kini sudah membicarakan bagaimana wujud Gaza setelah perang selesai. Debat masih seru. Antar politisi beda sayap. Saling berbantah. MER-C juga sudah membicarakan bagaimana nasib Rumah Sakit Indonesia pasca perang. Terutama karena RS Indonesia itu kini rusak akibat serangan Israel.
“Kami merencanakan untuk memperbaikinya,” ujar dokter Sarbini Abdul Murad, ketua presidium MER-C. Agar bisa segera dipakai lagi,” katanya.
RS Indonesia dibangun oleh MER-C. Dari dana masyarakat Islam Indonesia. Terbesar kedua di Gaza. Kapasitasnya lebih 200 tempat tidur pasien.
Dulu RS Indonesia 2,5 lantai –termasuk basement. Belakangan MER-C menambah dua lantai lagi ke atas. Basement itu hasil kompromi. Awalnya tanpa basement. Pihak Palestina minta. Sekalian untuk perlindungan kalau ada serangan. MER-C sebenarnya keberatan. Biaya membuat basement mahal.
Basement inilah yang oleh Israel dianggap sebagai bunker. Pejuang Hamas dianggap menjadikan bunker itu sebagai perlindungan dari kejaran. Maka Israel menganggap sah membombardir Rumah Sakit Indonesia. Padahal, kata dokter Ben –panggilan Sarbini sehari- hari– basement itu untuk menyimpan obat-obatan.
Ada tuduhan lain ke RS Indonesia: jadi pusat pembuatan senjata Hamas. Bukti yang diajukan: sering ada kiriman minyak solar ke rumah sakit tersebut. “Kami memang punya stok solar relatif banyak. Agar rumah sakit tetap bisa berfungsi saat daerah sekitarnya mati lampu,” ujar dokter Ben.
RS Indonesia juga punya sumber air sendiri. Cukup besar. “Kami bor tanah sampai 100 meter. Airnya sangat baik,” ujar dokter Ben. Belum lagi peralatan medisnya. “Semua yang terbaik di Gaza,” katanya. “Termasuk peralatan MRI-nya,” tambahnya.
Simak berita selengkapnya ...