RS Indonesia di Ghaza, Dana Receh Umat Islam Indonesia, dan Nama Pulau-Pulau Indonesia | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

RS Indonesia di Ghaza, Dana Receh Umat Islam Indonesia, dan Nama Pulau-Pulau Indonesia

Editor: MMA
Selasa, 09 Januari 2024 07:34 WIB

Dahlan Iskan Foto: ist

Untuk membeli peralatan medis saja menghabiskan, waktu itu, Rp 75 miliar. Lebih besar dari biaya membangun fisik RS-nya sendiri: Rp 60 miliar. Begitu besar hasil pengumpulan dana receh dari .

Semua tuduhan itu diklarifikasi dengan baik. Apalagi MER-C tidak mengoperasikan rumah sakit itu. MER-C menyerahkan RS Indonesia ke pemerintah . Bukan ke Hamas. Bukan ke Fatah. Bukan ke kelompok politik lain di . Pengelolaan RS tersebut sepenuhnya oleh pemerintah setempat.

Sejak diserahkan, nama Indonesia tidak diganti. Mereka juga mempertahankan nama-nama khas Indonesia lainnya. Misalnya nama-nama ruangan. Tiap ruang diberi nama pulau-pulau yang ada di Indonesia. Ads Ruang Jawa, Ruang Sumatera, Ruang Sulawesi, dan seterusnya.

Guest house-nya diberi nama Wisma dr Joserizal. Itu untuk mengabadikan nama dokter Joserizal, pendiri dan ketua presidium MER-C yang pertama. Nama Joserizal sangat legendaris di MER-C. Ia lulusan SMAN 2 Padang yang masuk FK Universitas Indonesia.

Ayahnya profesor, pun ibunya. Sang ayah seorang wartawan sebelum akhirnya menjabat rektor Universitas Andalas, Padang. Almarhum Jose-lah yang sering ke Gaza –pun ketika sudah sakit-sakitan.

Apakah pemerintah Indonesia tidak ikut menyumbang? Tidak. Pemerintah sudah menyumbang Rp 2 miliar. Uang itu diserahkan ke Bank Pembangunan Islam (IDB).

MER-C pernah berusaha mendapatkan uang tersebut. Khususnya saat kepepet harus membayar kontraktor. Tapi IDB sudah telanjur mengalokasikannya ke RS As Sifa, di Gaza bagian tengah.

Ada cerita lucu saat membangun RS Indonesia. MER-C melihat: alat untuk membangunnya dibeli dari . Pun bahan-bahannya. “Rupanya hubungan dagang antara Hamas dan berjalan normal. Tidak terganggu,” ujar dokter Ben lantas tersenyum.

Uang memang tidak berideologi. Tidak pula beragama. Pun sampai hari ini, mata uang yang dipakai transaksi sehari-hari rakyat Gaza adalah Shekel –mata uang . belum punya mata uang. Belum punya bank sentral.

Hamas sangat benci . Tapi sangat cinta uangnya.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video