Nabi Palsu Ahmad Musadeq Dirikan Gafatar, Gabungkan Islam, Yahudi dan Nasrani | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Nabi Palsu Ahmad Musadeq Dirikan Gafatar, Gabungkan Islam, Yahudi dan Nasrani

Rabu, 13 Januari 2016 17:11 WIB

Ahmad Musadiq menganggap Nabi Muhammad bukan nabi terakhir.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) merupakan metamorfosa dari organisasi Al Qiyadah Al Islamiyah. Organisasi yang didirikan Ahmad Musadeq itu bersalin rupa untuk menghindari tekanan pemerintah. "Mereka berubah format menjadi organisasi yang lebih modern," ujar peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama, Abdul Jamil Wahab, Rabu, 13 Januari 2015.

Abdul menjelaskan, Kementerian Agama pernah meneliti aktivitas Gafatar sejak tahun lalu. Berdasarkan penelitian tersebut, organisasi yang didirikan sejak 2012 itu saat ini memiliki puluhan ribu pengikut yang tersebar di seluruh provinsi. Sebanyak 7.800 di antara mereka merupakan jajaran pengurus yang ada di tingkat provinsi. "Para pengurus dilantik langsung oleh Musadeq," katanya.

Kesimpulan itu juga diperkuat lewat dokumen yang disita polisi saat menggerebek kantor Gafatar di Lamgapang, Aceh, pada Januari 2015. Dokumen itu menjelaskan pelantikan 27 pengurus Gafatar Aceh. "Mereka mengucapkan persaksian yang menyatakan siap berkorban jiwa, raga, harta, benda untuk mengikuti ajaran mesias, yaitu Musadeq. Persaksian ini diucapkan para pengurus, bukan semua pengikut," kata Jamil.

Musadeq alias Abdussalam merupakan terpidana kasus penistaan agama. Pada tahun 2006, sosok Ahmad Musadeq tenar di penjuru negeri dengan predikat nabi palsu. Saat itu Musadeq menafsirkan kitab suci dengan cara sendiri dan tidak mewajibkan umatnya solat, puasa dan ibadah wajibnya.

Seperti nabi-nabi palsu lainnya, Musadeq mengaku mendapatkan wangsit setelah selama 40 hari 40 malam bertapa di gunung Bunder, Bogor. Dinilai semakin meresahkan, Musadeq pun diamankan polisi hingga akhirnya bertobat.

Didampingi tokoh ulama, Musadeq menulis salat taubatnya di tiga lembar kertas HVS yang menyatakan dirinya kembali ke ajaran Islam pada tahun 2007.

Majelis hakim Pengadilan Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 4 tahun penjara karena menyebarkan ajaran sesat lewat Al Qiyadah Al Islamiyah. Ajaran ini tidak menganjurkan ibadah salat dan meyakini nabi lain setelah Muhamad. Ajaran ini dikembangkan Musadeq akibat perbedaan haluan dengan pendiri Negara Islam Indonesia KW IX, Panji Gumiwang.

Jamil menjelaskan, vonis pengadilan kala itu tak menyurutkan upaya Musadeq untuk menyebarluaskan ajarannya. Ia kembali mengajak para pengikutnya mendirikan Komunitas Millah Abraham (KOMAR). Organisasi inilah yang kemudian bersalin rupa menjadi Gafatar. "Organisasi ini cepat menuai simpati karena banyak berperan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan," katanya.

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, mengatakan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) merupakan “copy-paste” (sama) dari gerakan NII. Bahkan program Gafatar, yakni masyarakat Indonesia membangun, mirip program NII.

"Setelah NII dibubarkan, muncul Al-Qiyadah al-Islamiyah, barulah Gafatar," ujarnya saat dihubungi, Selasa, 12 Januari 2016.

Menurut Ken, Al-Qiyadah al-Islamiyah dulunya dipimpin Ahmad Musadeq. Musadeq dihukum pemerintah selama 2,5 tahun penjara dengan tuduhan menistakan agama. "Setelah bebas, Musadeq kemudian mendirikan Komunitas Milah Abraham," ucapnya.

Komunitas Milah Abraham akhirnya juga dilarang Majelis Ulama Indonesia di beberapa daerah karena dianggap sesat. Setelah Komunitas Milah Abraham dinyatakan terlarang, Musadeq kemudian mendirikan Gafatar pada 2011. "Kegiatan-kegiatan Gafatar positif, sehingga bisa diterima masyarakat," ucapnya.

Kegiatan Gafatar antara lain donor darah, khitanan massal, pelatihan pertanian, dan pelatihan peternakan. "Bahkan kegiatan mereka sering menggandeng instansi pemerintah dan militer, seperti Kodim dan polres," katanya.

Gafatar ramai diperbincangkan setelah dikaitkan dengan hilangnya dokter Rica Tri Handayani di Yogyakarta sejak 30 Desember 2015. Dokter muda tersebut akhirnya berhasil ditemukan polisi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan dibawa kembali ke Yogyakarta pada Senin, 11 Januari 2016.

1 2

Sumber: merdeka.com/tempo.co

 

sumber : merdeka.com/tempo.co

 Tag:   gafatar

Berita Terkait

Bangsaonline Video