Banyak Orang Hilang, Kinerja Intelijen Indonesia Dipertanyakan
Kamis, 14 Januari 2016 00:53 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq mempertanyakan kinerja intelijen terkait merebaknya organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dituding menghilangkan beberapa orang di berbagai daerah.
"Tentunya, publik mempertanyakan kinerja intelijen jika gerakan ini pada akhirnya dianggap merugikan masyarakat bahkan mengancam keamanan negara," kata dia, Rabu (13/1). Padahal, lanjut dia, sejak lama sudah muncul riak-riak penolakan di beberapa daerah.
BACA JUGA:
Berlangsung Sengit, BIN Pasundan Sabet Juara Livoli Divisi Utama 2023 usai Kalahkan LavAni
Gandeng BIN dan Dinkes, Lapas Pemuda Kelas IIA Madiun Gelar Vaksinasi Booster untuk Narapidana
Diteken 24.453 Orang, Petisi Tolak Pindah Ibu Kota Meluas, Ini Kata Kepala BIN
Vaksinasi Dosis II, BIN Sasar Santri Ponpes Nurul Ulum Blitar
Menurut dia, integritas dan lunturnya kepercayaaan publik terhadap negara di tengah merosotnya wibawa hukum seringkali jadi pemicu terjadinya disorientasi di tingkat masyarakat.
"Saya melihat gejala Gafatar ini merupakan simpton dari kompleksitas krisis bangsa kita hari ini, yang membutuhkan kepemimpinan out of the box yang ditopang perubahan di level birokrasi," terang dia.
Diungkapkan Fajar, berdasarkan pengakuan Ketua Umum DPP Gafatar Mahful Muiz Tumanurung dalam Tabloid Gafatar edisi November 2014, organisasi ini berdiri 14 Agustus 2011 di Jakarta.
Simak berita selengkapnya ...