Mensos Tawari Eks Gafatar Transmigrasi, MUI Diminta Buat Fatwa Perlindungan
Minggu, 24 Januari 2016 22:45 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menawarkan kepada warga eks anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mengikuti program transmigrasi ke Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur (Kaltim). Tawaran itu diberikan kepada eks Gafatar yang diketahui telah menjual semua harta bendanya.
Mensos Khofifah menyatakan Minggu (24/1), sudah dipulangkan 1.300 bekas anggota organisasi Gafatar dengan menggunakan jalur udara dan laut. Katanya, eks Gafatar itu dipulangkan ke beberapa daerah. Antara lain, ke Surabaya, Solo, Yogyakarta, Bangka Belitung, Riau, Lampung, dan Jakarta.
BACA JUGA:
Ini Kesibukan Eks Gafatar Sumenep Sekarang
Lagi, 10 Eks Anggota Gafatar asal Bojonegoro Dipulangkan
Tujuh eks Anggota Gafatar Asal Terate Gresik Pulang ke Rumah
Satu Keluarga Eks Gafatar di Nganjuk Ditolak Warga
Dari tiga kelompok terbang (kloter) yang sudah tiba di Jakarta, dua kloter dikarantina di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC).
Sementara satu kloter lagi ditampung di balai milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Di tempat penampungan tersebut, dilakukan pendataan. Sebab ada di antara mereka yang telah menjual semua harta benda. Orang seperti itu bisa ditawarkan ikut program transmigrasi ke Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur (Kaltim)," ucap Khofifah, dalam siaran persnya, Minggu (24/1) seperti dikutip dari okezone.com.
Tidak hanya itu, setelah dikarantina, pemerintah memberikan kebebasan bagi eks Gafatar untuk memeluk agama sesuai keyakinan masing-masing. "Regulasi memberikan kebebasan bagi seseorang untuk menganut agama dan mengikuti agamanya tersebut," tuturnya.
Terpisah, Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid meminta Majelis Ulama Indonesia tak hanya memberikan fatwa sesat kepada Gerakan Fajar Nusantara. MUI seharusnya juga membuat fatwa lain yang menjamin anggota kelompok tersebut tak mendapat tindakan kekerasan dari masyarakat.
"Justru fatwa sesat terkadang yang memicu adanya kekerasan. Maka perlu penyeimbang," kata Yenny setelah menghadiri peresmian Griya Gus Dur di Jakarta, Minggu (24/1) dikutip dari tempo.co.
Yenny juga mengimbau masyarakat tak melakukan tindak kekerasan terhadap para pengikut dan eks anggota Gafatar. Apalagi pengikut kelompok tersebut bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak dan wanita yang seharusnya dilindungi. "Kalau mereka dibilang sesat, hormati mereka untuk tersesat. Yang penting, jangan ada kekerasan."
Sebelumnya, Senin malam, 18 Januari 2016, mobil Avanza yang diduga milik eks anggota Gafatar dibakar di halaman kantor Bupati Mempawah. Mobil tersebut diduga milik mantan anggota Gafatar yang tengah bernegosiasi dengan pemerintah daerah setempat seiring ultimatum warga yang menolak mereka tinggal di Mempawah.