Kemacetan Kian Parah di Surabaya, Tol Tengah Kota Bisa jadi Alternatif
Wartawan: Maulana
Minggu, 05 Juni 2016 23:44 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tiap hari, titik kemacetan di Surabaya kian bertambah. Bahkan, kondisi tersebut cenderung bertambah parah lantaran jumlah kendaraan yang terus bertambah. Sementara jalan yang tersedia tidak memadai. Anggota Komisi C DPRD Surabaya Vinsensius berpendapat, untuk mengurai kemacetan di beberapa titik tidak cukup hanya dilakukan dengan melakukan rekayasa lalu lintas. “Sudah saatnya ada penambahan jalan melalui tol tengah kota,” katanya, Minggu (5/6).
Menurutnya, pembangunan tol tengah kota merupakan alternatif terakhir, setelah proyek-proyek lain yang diharapkan bisa mengurai kemacetan tak bisa maksimal. Proyek-proyek lain yang harus dimaksimalkan lebih dulu itu, yakni frontage road, jalur lingkar luar barat (JLLB), serta middle east ring road (MERR).
BACA JUGA:
Bus Pariwisata Rombongan Mahasiswa Mataram Terbakar di Pintu Tol Menanggal
Gelar Rapat dengan Pengembang, Risma Kebut Pembangunan JLLB
Jika Diterapkan, ITW Siap Gugat Aturan Sistem Ganjil Genap di Jatim
Underpass Pertama di Kota Surabaya di Jalan Ahmad Yani Dibangun Tahun Depan
“Sebaiknya akses jalan yang ada saat ini, dimaksimalkan lebih dulu. Setelah semuanya tidak membuahkan hasil, baru tol tengah kota sebagai alternatif terakhirnya,” kata Vinsensius, yang akrab disapa Awey ini.
Dia menyebutkan, selain mengganggu estetika kota, pembangunan tol tengah kota juga mengakibatkan perekonomian di sekitarnya tak hidup. Awey juga menilai, penataan Kota Surabaya sudah cukup baik.
Apalagi, lanjutnya, di kawasan tengah kota nantinya sudah ada rencana pembangunan mass transportation. Proyek transportasi massal berupa trem ini yang harus segera ditindaklanjuti. “Jadi, pembangunan fly over atau tol tengah kota adalah langkah terakhir,” tegasnya.
Dia mengakui, keberadaan tol tengah kota juga merupakan salah satu alternatif dalam mengurai kemacetan, terutama sepanjang jalan yang ada banyak persimpangannya. Namun, kebutuhan pembangunannya tetap menjadi alternatif terakhir.
Simak berita selengkapnya ...