Menengok Nasib PKL Gresik (1): Kerap Diobrak Satpol PP, Tapi Tak Diberi Solusi Pasti
Editor: choirul
Wartawan: syuhud almanfaluti
Kamis, 27 Oktober 2016 09:37 WIB
GRESIK-BANGSAONLINE.com - Sebuah wilayah yang tumbuh pesat indutrialisasi, baik industri pariwisata, industri produk (pabrik) dan sejenisnya, maka wilayah tersebut tidak akan bisa terlepas dari tumbuhnya PKL (pedagang kaki lima).
Mereka akan berlomba-lomba mengais rezeki dari luberan hasil kekayaan yang dihasilkan dari industrialisasi tersebut. Di mana, para pekerja di sana membutuhkan berbagai kebutuhan yang sifatnya mendesak seperti makanan.
BACA JUGA:
Satpol PP Gresik Tertibkan Pedagang di Trotoar Depan Pasar Baru
Viral, Disorot DPRD Gresik, Sentra PKL MAG Terancam Mati di Lumbung Padi
Malam 25 Ramadan, 500 PKL Mengalap Berkah di Sekitar Makam Sunan Giri
Gandeng Diskop Gresik, KWG Berbagi Minyak Goreng kepada PKL
Fenomena inilah yang ditangkap oleh para PKL untuk mengais rezeki. Sehingga, mereka terkadang nekat berjualan di tempat terlarang.
Seperti halnya di Kabupaten Gresik. PKL tumbuh subur di mana-mana. Terlebih di sentra-sentra perekonomian.
Kondisi inilah yang kerap dianggap menimbulkan persoalan sosial. Sebab, tak jarang dari PKL yang berjualan di tempat-tempat terlarang, seperti di atas trotoar, bahu jalan dan tempat lain yang sangat mengganggu ketertiban umum.
Kalau sudah demikian, maka para PKL tersebut tidak akan bisa lepas dari aksi razia yang dilakukan oleh polisinya Pemkab Gresik atau Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja), dengan dalih aktivitas mereka melanggar Perda (peraturan daerah).
PKL dan Satpol PP sampai diibaratkan "Tom and Jerry (kucing dan tikus)". Mereka saling kejar-kejaran untuk mempertahankan egoisitas dan rasa lapar.
Kalau ditilik lebih jauh, maka persoalannya cuma dua. Satpol PP selaku penegak Perda dan PKL mencari makan. Namun, dua persoalan tidak saling berbanding lurus tersebut selama ini tidak pernah ada solusi tepat.
Terbukti, pasca PKL diobrak dari tempat terlarang, Pemkab Gresik berdalih dihadapkan sulitnya mendapatkan lahan relokasi PKL. Sehingga, kondisi memilukan tersebut terus berotasi dan seolah-olah menjadi tradisi bertahun-tahun.
Simak berita selengkapnya ...