Stop Kerjasama Militer, Media Australia 'Serang' Panglima TNI, Disebut Ingin Jadi Presiden
Sabtu, 07 Januari 2017 09:44 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Tidak lama setelah TNI menghentikan sementara kerja sama dengan militer Australia, beberapa media Negeri Kangguru itu menuliskan beberapa pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang dianggap kontroversial. Mulai dari soal pengungsi China hingga ambisinya menjadi RI 1.
Australia Broadcasting Corporation (ABC) misalnya, yang memuat artikel berjudul "Indonesia's military chief threatens Chinese refugees, will 'watch them be eaten by sharks" yang diterbitkan 6 Januari 2017.
BACA JUGA:
Satgas TMMD 122 Terus Kebut Rehab RTLH di Kediri
Panwascam Manyar Sosialisasi Netralitas ASN, TNI, Polri dan Kades di Pilkada Gresik 2024
Pj Wali Kota Batu Anugerahkan Penghargaan untuk 24 Personel TNI-Polri
Jelang Pilkada 2024: Bawaslu Kota Kediri Pastikan Netralitas ASN, TNI dan Polri
Dilansir Detik.com, artikel itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia di laman Australia Plus Indonesia itu kemudian diberi judul "Panglima TNI Mengatakan Pengungsi China "Bisa Dimakan Hiu"". Artikel dibuat dari suatu footage stasiun TV berita swasta Indonesia. Dalam footage itu, Gatot disebut berbicara di suatu forum yang dihadiri oleh mahasiswa.
Salah satu pernyataan yang disorot adalah tentang pembunuhan terhadap pengungsi asal China di laut. Menurut keterangan yang didapat ABC, Jenderal Gatot pernah berbicara di depan mahasiswa mengenai kekhawatirannya akan kemungkinan adanya kekurangan pangan di China, yang akan menyebabkan jutaan warga China akan mengungsi ke kawasan Asia Tenggara.
Dalam berita itu disebutkan, Jenderal Gatot mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Malaysia memberitahu dia bahwa khawatir dengan kemungkinan tersebut, dan Menhan Malaysia tersebut mengatakan tidak akan bisa menghentikan gelombang pengungsi tersebut.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak takut. Bila mereka datang ke sini, mereka akan datang lewat laut. Ketika mereka berada di tengah laut, saya akan memotong 10 sapi di tengah laut. Ini akan membuat hiu berdatangan. Setelah itu, saya akan menembaki kapal-kapal mereka, mungkin menggunakan senjata ringan, sehingga kapal mereka bocor dan mereka akan dimakan oleh hiu," ujar Gatot sebagaimana diberitakan ABC itu.
Selain itu, ABC menyebut Jenderal Gatot Nurmantyo adalah jenderal yang kritis terhadap Australia yang sebelumnya mengeluarkan pernyataan bahwa Australia berusaha merekrut tentara Indonesia untuk menjadi sumber intelijen. Gatot jugalah yang memutuskan kerja sama militer dengan Australia saat ada prajurit di sana yang melapor mengenai materi pelajaran 'ofensif' mengenai Papua Barat yang dipasang di markas pasukan komando Australia SAS di Perth. Menurut berita ABC, Indonesia tampaknya melunakkan sikap mengenai penghentian kerjasama dengan mengatakan penghentian itu hanya untuk kursus bahasa.
Selain ABC, media Australia The Courier menuliskan kiprah Gatot dalam artikel "Why Indonesian general Gatot Nurmantyo halted military ties with Australia" edisi 5 Januari 2017. Dalam artikel itu, Gatot disebut sebagai "Indonesia's hardline military chief Gatot Nurmantyo has little love for Australia".
Simak berita selengkapnya ...
sumber : Detik.com