Waskito, Mbah Hasyim Menolak Ditawari Jepang Mimpin Indonesia
Editor: M Mas'ud Adnan
Rabu, 15 Maret 2017 19:33 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari ternyata pernah ditawari Jepang untuk memimpin Indonesia. Namun Mbah Hasyim – panggilan akrab pendiri pesantren Tebuireng dan organisasi keagamaan Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) - itu menolak.
”Kiai sekaliber beliau kan waskito,“ kata Hadidjojo, putera tokoh kemerdekaan RI Maroeto Nitimihardjo, kepada bangsaonline.com lewat telepon, Rabu (15 Maret 2017). Artinya, Mbah Hasyim punya kemampuan menerawang sesuatu yang belum terjadi. Selain itu tahu mana yang lebih bermanfaat bagi rakyat dan yang tidak sehingga tak punya ambisi pribadi.
BACA JUGA:
Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
Persiapan Konferwil NU Jatim Capai 100 Persen, Pembukaan Siap Digelar Malam ini
Ponpes Tebuireng Siap Gelar Konferwil NU XVIII
Hadidjojo yang kini meluncurkan buku hasil karyanya berjudul “Ayahku Maroeto Nitimihardjo” mengaku mendapat banyak informasi tentang Mbah Hasyim itu dari ayahnya.
”Saya kan nanya-nanya kepada ayah,” tutur Hadidjojo yang mengaku mengikuti garis politik ayahnya yaitu Partai Murba (Musyawarah Rakyat Banyak) warisan Tan Malaka.
Hadidjojo menceritakan kronologisnya. ”Ayah saya kan tangan kanan Bung Hatta,” ungkapnya. Sehingga ayahnya (Maroeto) juga ditugasi berkomunikasi dengan Mbah Hasyim terkait perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ia bercerita, saat itu Bung Hatta dan Bung Sjahrir dibuang ke Digul oleh penjajah Belanda. Ketika Jepang mau menyerang Indonesia tiba-tiba Bung Hatta dan Bung Sjahrir dibawa ke Jakarta. ”Saat itulah Bung Hatta berhubungan lagi dengan ayah saya (Maroeto),” kata Hadidjojo.
Bung Hatta saat itu juga sudah ada komunikasi dengan pihak Jepang. Karena sebelum ditangkap Belanda Bung Hatta pernah ke Jepang.
Menurut Hadidjojo, Bung Hatta tahu Jepang punya garis politik bahwa yang mimpin Indonesia harus kelompok Islam. Garis tegas itu didasarkan pada hasil penelitian pihak Jepang.
”Jadi setelah mengadakan penelitian Jepang punya garis bahwa yang mimpin Indonesia harus kelompok Islam,” katanya.
Lalu siapa dari kelompok Islam itu yang pantas mimpin Indonesia. ”Ya, Mbah Jombang. Hasyim Asy’ari,” kata Hadidjojo mengutip pembicaraan pihak Jepang dengan pejuang Indonesia.
Simak berita selengkapnya ...