Kebiasaan Baik KHA Hasyim Muzadi (3): Sedekahkan Uang Ceramah, Diistilahkan Gerimis-Gerimis | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kebiasaan Baik KHA Hasyim Muzadi (3): Sedekahkan Uang Ceramah, Diistilahkan Gerimis-Gerimis

Rabu, 22 Maret 2017 19:29 WIB

Kiai Hasyim Muzadi popular sebagai ulama dermawan. Mantan ketua PW GP Ansor Jawa Timur dan Ketua PWNU Jawa Timur itu memang punya karakter menolong orang, terutama kader NU. Saya banyak sekali mendengar informasi baik dari Kiai Hasyim Muzadi sendiri maupun dari teman-teman yang ditolong bahwa kiai pecinta kitab Al-Hikam itu banyak sekali menolong orang.

Bankan banyak kader NU baik yang jadi anggota DPR RI maupun DPRD Jawa Timur karena ditolong Kiai Hasyim Muzadi secara finansial. ”Saya bisa jadi anggota DPR RI karena dibantu Pak Hasyim,” kata seorang mantan anggota DPR RI yang kini jadi pengurus PBNU kepada saya. ”Saya bisa kenal kiai-kiai besar internasional juga karena dibawa Pak Hasyim,” tuturnya lagi.

Seorang teman, mantan anggota DPRD Jatim juga memberi pengakuan yang sama. ”Dulu waktu saya nyaleg dibantu Pak Hasyim. Kalau tidak, saya dapat dari mana uang untuk kampanye,” tuturnya.

Jadi, Kiai Hasyim Muzadi bukan hanya membantu membuka akses, tapi juga membantu secara materi atau finansial. Padahal umumnya kiai justeru disalami uang oleh masyarakat.

Karakter Kiai Hasyim Muzadi memang ibarat hadits yang berbunyi: tangan di atas lebih mulya ketimbang tangan di bawah. Bahkan salam tempel hasil ceramah agamanya sering dibagi-bagikan kepada kader-kader NU. Dan itu sudah menjadi kebiasaan Kiai Hasyim Muzadi sejak menjadi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan mengawali jadi muballigh.

”Dulu saya kalau diundang ceramah kan dapat berkat (nasi hasil kenduri). Teman-teman di tempat kost senang karena bisa makan bersama berkat hasil ceramah,” tutur Kiai Hasyim Muzadi mengenang masa mudanya ketika mengawali karirnya sebagai muballigh kepada saya.

Ketika jadi ketua PWNU Jawa Timur, Kiai Hasyim Muzadi sering sekali kongkow-kongkow di kantor PWNU Jalan Raya Darmo Surabaya. Kiai Hasyim Muzadi jagongan dengan para kader NU dan wartawan, terutama yang berlatar belakang NU. Nah, saat jagongan itulah biasanya Kiai Hasyim Muzadi membagi-bagikan uang hasil ceramahnya kepada kader NU. Sehingga muncul istilah gerimis-gerimis. Maksudnya, meski uangnya sedikit tapi merata.

Saat itu saya belum dikenal oleh Kiai Hasyim Muzadi. Tapi saya sering kongkow-kongkow di kantor PWNU Jatim. Bahkan saya juga sering menginap dan tidur di PWNU. Sampai akhirnya Kiai Hasyim mulai mengenal saya.

Suatu malam sehabis acara pertemuan kiai-kiai se-Jawa Timur tiba-tiba Kiai Hasyim Muzadi bilang kepada teman saya yang saat itu pengurus PW Ansor.

”Mas’ud itu kalau saya kasih uang kira-kira tersenyum nggak,” tanyanya kepada teman saya. Teman saya langsung menjawab, ”Bukan hanya tersenyum, tapi juga tertawa abah,” kata teman saya.

Karena dermawannya itu kadang teman-teman kader NU lalu tak malu-malu lagi minta uang kepada Kiai Hasyim Muzadi. ”Mana gerimis-gerimisnya abah,” kata mereka. Kiai Hasyim Muzadi yang suka guyon biasanya menukas, ”Ah, kamu gerimis-gerimis terus. Ini dibagi,” jawabnya.

Teman-teman pun senyum-senyum. ”Jadi ini (gerimis-gerimis) cocok ya buat kalian,“ Kiai Hasyim Muzadi bertanya lagi. ”O iya abah, yang begini ini cocok buat nener-nener (anak ikan bandeng) seperti kami,” jawab teman-teman sambil tersenyum senang. Kiai Hasyim Muzadi memang selalu membuat kader NU tersenyum. (M Mas'ud Adnan/bersambung)

 

 Tag:   hasyim-muzadi

Berita Terkait

Bangsaonline Video