Khofifah: Di Muslimat NU Persoalan Pancasila dan Kebhinekaan Sudah Selesai
Minggu, 15 Oktober 2017 13:23 WIB
Begitu pula dengan perangkat lainnya, Yayasan Kesejahteraan Muslimat (YKM). "Urusi panti asuhan, klinik dan rumah sakit (RS), tapi urusan Pancasila maupun kebhinekaan sudah selesai," ucapnya.
Saat ini, YKM mengelola sekitar 144 panti asuhan. Satu hal membanggakan dari capaian YKM yakni klinik hemodialisis yang untuk kali pertama di Indonesia mendapatkan ISO.
Terbaru, perangkat ini bahkan merekomendasikan pendirian RS Ginjal. "Mereka, bismillah, ingin berikhtiar, punya mimpi besar. Mudah-mudahan diberi kemudahan dan diijabah Allah," katanya.
Perkuat Layanan
Lantaran urusan Pancasila maupun keberagaman sudah selesai, tambah Khofifah, maka fokus Muslimat NU saat ini adalah melakukan penguatan organisasi dan perangkat agar semakin maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Karena itu, pleno periodik menjadi penting bagi Muslimat NU mengingat masing-masing bidang ingin ber- fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan).
"Ini cara Muslimat NU yang diwariskan para pendiri. Bagaimana sebenarnya organisasi yang membangun keikhlasan dan kerelawanan ini tetap menjaga tertib administasinya, terukur kinerjanya, sehingga saat kongres bisa mengukur capaian dari seluruh keputusan kongres," jelasnya.
Dalam pleno periodik yang dilakukan 10 bulan sekali tersebut, masing-masing ketua akan menyampaikan capaian dan produktivitas yang terbangun selama periodik yang dipimpinnya. Inilah alasan mengapa sejumlah ketua PW Muslimat NU turut diundang, agar bisa terus melakukan penguatan terhadap perangkat yang memiliki cakupan luas di masing-masing bidang.
Khofifah mencontohkan Yayasan Pendidikan Muslimat NU (YPMNU). Data saat Rakernas lalu ada sekitar 16.300-an TPQ, 9.800-an TK dan RA serta 6.800-an PAUD di bawah naungan perangkat ini.
"Layanan-layanan pendidikan tersebut berkontribusi efektif bagi Muslimat NU yang memiliki kewajiban untuk mendesiminasikan hal-hal terkait dengan bangunan akhlakul karimah, karakter bangsa untuk membangun moderasi yang dimulai dari anak-anak," tegasnya. (*)