Baasyir Serahkan Atribut, Panglima TNI: Ada Bendera ISIS Berkibar, Kita Bakar
Kamis, 07 Agustus 2014 20:02 WIB
Sementara Abu Bakar Ba'asyir (ABB) menyerahkan atribut
"Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) dan 10 kaos bergambar ISIS
kepada Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM dengan
disaksikan oleh Tim Pembela Muslim (TPM).
"Ini sebagai bentuk tidak ada keterkaitan Abu Bakar Ba'asyir dengan
ISIS," kata Anggota TPM Hasyim Abdullah, kepada wartawan di Dermaga
Penyebrangan Wijayapura Cilacap, Kamis (7/8/2014).
Dia mengatakan, jika bendera yang mirip bendera ISIS yang ada di foto Ba'asyir
di Lapas Pasir Putih bukanlah simbol ISIS tapi simbol "Daulah Khilafah
Islamiyah".
Menurut dia, Ba'asyir memang mendukung terbentuknya Daulah Khilafah Islamiyyah
dan Ba'asyir melakukan baiat terhadap khilafah bukan kepada ISIS. Setelah
terbentuknya khilafah diangkatlah seorang khalifah sebagai ulil amri atau
pemimpin dunia.
"Kaos itu sebenarnya sudah lama, sebelum ada 'Daulah Khilafah Islamiyyah'
jadi kata beliau sebagai wujud ISIS itu tidak ada," ujarnya.
Dia mejelaskan, Ba'asyir dan 22 orang lainnya dari 43 narapidana kasus
terorisme sudah berbaiat kepada khilafah dan bukannya kepada ISIS.
"Beliau mengakui jika telah melakukan berbaiat bersama teman-temannya,
tapi bukan untuk ISIS, melainkan untuk khilafah," jelasny
Majelis Ulama Indonesia menolak gerakan Islamic State of
Irak and Syria di Indonesia. MUI menilai gerakan berbau teror tersebut
berpotensi memecah persatuan umat Islam dan menggoyahkan Indonesia yang
berlandaskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
"Karena itu MUI melarang umat Islam untuk masuk ke dalam gerakan
ISIS," kata Ketua Umum MUI Muhammad Din Syamsuddin dalam konferensi pers
di kantor MUI, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Agustus 2014.
Meski begitu, Din melanjutkan, MUI tidak akan mengeluarkan fatwa terkait dengan
pelarangan tersebut. Ini karena tindakan yang dilakukan gerakan ISIS di
beberapa negara sudah jelas menunjukkan hal-hal yang diharamkan Islam.
Menurut Din, watak Islam yang digunakan ISIS bukanlah watak Islam sesungguhnya.
"Tidak sesuai dengan prinsip rahmatan lil 'alamin,
atau rahmat bagi seluruh alam semesta," kata Din, yang juga Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini. Hal tersebut, ujar dia, terlihat dari
kekerasan dan penghancuran yang dilakukan.
Din mengatakan MUI menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk tak terhasut
provokasi ISIS. Selain itu, kata dia, umat Islam harus meningkatkan kewaspadaan
dan menangkal berkembangnya gerakan yang menjurus pada terorisme jenis baru
tersebut.
Penasihat Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama Ma'aruf Amin mengatakan
kekerasan dan pembunuhan diharamkan Islam. "ISIS sangat tak sesuai dengan
prinsip Islam," katanya.
Ma'aruf mendukung pemerintah untuk melarang ISIS di Indonesia. "Pemerintah
harus menindak dengan hukum yang berlaku siapa saja yang terlibat dalam
ISIS," ujar Wakil Ketua Umum MUI ini.
Gerakan ISIS mulai muncul sejak bulan lalu. Belakangan, muncul video ajakan
untuk masuk ISIS di YouTube yang tersebar di Indonesia. Bahkan sudah ada
beberapa pembaiatan di sejumlah daerah. Abu Bakar Ba'asyir, terdakwa terorisme
yang sedang mendekam di Nusakambangan, pun dikabarkan telah membaiat 20-an
narapidana terorisme untuk bergabung dengan ISIS.
sumber : detik.com/foto:okeebos.com