Diserang Hama Ulat, Petani Tambak di Desa Pangkahkulon Rugi Ratusan Juta
Editor: Revol Afkar
Wartawan: M. Syuhud Almanfaluty
Kamis, 19 April 2018 12:19 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ratusan petani tambak di Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, merugi. Sebab, tanaman mangrove di lahan mereka terserang hama ulat.
Akibatnya, kotoran ulat jatuh ke dalam air sehingga membuat warna air menjadi hitam pekat. Untuk meminimalisir ulat ke permukiman, puluhan warga membakar ranting dan daun pohon mangrove yang terkena hama ulat.
BACA JUGA:
Korupsi Hibah UMKM Gresik, Direktur YLBH FT Pertanyakan Status Siska dan Joko
Polisi Gerebek Arena Judi Sabung Ayam di Panceng
Dampingi Jokowi Resmikan Smelter Freeport di Gresik, Pj Adhy Karyono Optimis Dongkrak Perekonomian
Kejari Gresik Periksa 8 Orang Buntut Dugaan Penyimpangan Beras CSR Desa Roomo
Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan hama ulat yang sudah menyebar sejak dua minggu terakhir. Ulat itu menempel di daun hingga ranting.
Menurut Ainul Humam salah satu petani, dampak adanya hama tersebut, pohon mangrove yang terdapat di areal pertambakan warga menjadi kering dan daunnya rontok.
Tak hanya itu, ekosistem yang berada di area tersebut rusak. Ratusan hektare tambak warga kotor terkena kotoran ulat. Hal itu yang menyebabkan ikan yang dibudidayakan warga mati mendadak.
"Air tambak jadi kotor, ikannya pada mati dan karena gersang, kepiting tidak ada. Ini karena kotoran ulat bercampur di air tambak," ujar Ainul Humam.
Dia mengaku merugi hingga puluhan juta rupiah akibat serangan hama ulat tersebut. Dia lantas menyontohkan, dari tiga hektare lahan miliknya yang diisi ikan bandeng, hanya separuh ikan yang masih bisa dipanen.
Simak berita selengkapnya ...