Mufti Saudi: ISIS adalah Bid’ah Terbesar
Editor: rosihan c anwar
Jumat, 12 September 2014 07:42 WIB
RIYAD (bangsaonline) - Mufti Besar Arab Saudi Sheikh Abdulaziz Al al-Sheikh menggambarkan Islamic State sebagai ‘khawarij’ modern, yang dianggap melakukan bid’ah terbesar, dan menyebabkan perpecahan pertama dan paling traumatis dalam sejarah Islam.
Retorika semacam itu yang ditujukan untuk mengeluarkan kelompok militan itu dari arus besar umat Islam, beberapa pekan terakhir semakin berkembang di antara ulama terkenal Arab Saudi yang melihat Islamic State atau ISIS sebagai ancaman bagi sekutu mereka yakni dinasti Al Saud.
BACA JUGA:
Napiter WBP Lapas Surabaya Ucapkan Janji Setia kepada NKRI
Komandan Al Qaida Tewas dalam Baku Tembak melawan Militer AS
Iran akan Serang AS, Jenderal Iran Qassem Suleimani Dibunuh dengan Drone atas Perintah Trump
Sore Tadi, Teroris ISIS asal Somalia Ledakkan Mobil, Lalu Tusuk Wajah Warga Melbourne sampai Mati
Meski Wahabi yang merupakan madzab resmi, Sunni Arab Saudi menyerang ISIS sebagai bid'ah dan ”menyimpang”, namun para pendakwah terkenal mereka masih mendorong sikap tidak toleran terhadap kelompok tertentu yang selama ini juga menjadi sasaran persekusi ISIS di Irak.
Cara pandang ISIS ditentang oleh para ulama Saudi, termasuk duta besar di London, Pangeran Mohammed bin Nawaf, yang menulis bulan lalu bahwa itu ”bahkan tidak sesuai” dengan ajaran Wahabi.
Selama ini pemerintah Arab Saudi menunjuk pengaruh kelompok radikal Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok yang bertanggungjawab menyebarluaskan pemikiran jihad, sambil pada saat bersamaan mengecilkan peran Riyadh selama beberapa dekade dalam mendukung para Islamis di seluruh dunia, sebagai penyeimbang ideologi kiri yang anti-kerajaan.
Ketidakmampuan pemerintah atau keengganan menindak sikap tidak toleran atas kelompok non-Sunni telah mendorong sejumlah kelompok liberal Arab Saudi serta para analis asing untuk meminta kerajaan itu lebih berkomitmen dalam mengatasi akar radikalisme dan gejalanya.
sumber : dw.de