Khofifah: Kiai Abdul Chalim, Abah Kiai Asep, Layak Dapat Gelar Pahlawan, Tapi... | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Khofifah: Kiai Abdul Chalim, Abah Kiai Asep, Layak Dapat Gelar Pahlawan, Tapi...

Editor: Tim
Wartawan: MMA
Sabtu, 17 November 2018 17:34 WIB

Gubernur Jawa Timur terpilih Dra Hj Khofifah Indar Parawansa, M.Si saat menyampaikan orasi kebangsaan di Pondok Pesantren Asshidiqiyah 3 Karawang, Jawa Barat. foto: BANGSAONLINE

KARAWANG, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur terpilih Dra Hj Khofifah Indar Parawansa, M.Si menegaskan bahwa KH Abdul Chalim Leuwimunding Majalengka, Cirebon, Jawa Barat sangat layak mendapat gelar pahlawan. Sebab jasanya terhadap bangsa Indonesia dalam berjuang untuk kemerdekaan RI sangat besar.

"Tapi dari pihak keluarga tidak ada yang mengusulkan," kata Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan orasi kenangsaan dalam acara Silaturahim Ketua Umum PP Pergunu Dr KH Asep Saifuddin Chalim bersama Ketua Umum PP Muslimat NU Dra Khofifah Indar Parawansa, M.Si di Pondok Pesantren As-Shidiqiyah 3 Karawang Jawa Barat, Jumat malam (16/11/2018). 

Padahal, kata Khofifah, salah satu syarat mendapat gelar pahlawan itu adalah usulan dari keluarga.

adalah ayah Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur. terlibat langsung dalam perang fisik kemerdekaan RI. juga berperan penting dalam proses pendirian Nadlatul Ulama (NU) yang didirikan oleh Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah bersama para kiai lainnya.

Ketika Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari dan Kiai Abdul Wahab mengumpulkan ulama se-Jawa dan Madura yang kemudian membentuk Komite Hijaz dan mendirikan NU, inilah yang menyiapkan administrasi dan mengantarkan surat undangan kepada para ulama itu. Bahkan juga yang mengingatkan soal perlunya mencantumkan kalimat untuk kemerdekaan bangsa dalam surat Komite Hijaz yang dikirim kepada Raja Saudi saat itu. kemudian dipercaya sebagai Naibul Katib (Wakil Katib) Syuriah PBNU pertama. Sedang Hadratussyaikh didaulat sebagai Rais Akbar dan Kiai Abdul Wahab Katib Syuriah.

Karena itu, wajar jika Khofifah mewacanakan pentingnya mendapat gelar pahlawan nansional. Sayangnya sampai saat ini belum ada dari pihak keluarga yang mengusulkan kepada pemerintah.

Syarat lain, tegas mantan Menteri Sosial itu, seorang pahlawan tak boleh cacat. "Waktu saya jadi Mensos ada yang tanya kenapa gelar pahlawan itu hanya diberikan kepada orang yang sudah meninggal. Karena salah satu syaratnya tidak pernah cacat," terang Ketua Umum PP Muslimat NU empat periode itu sembari menegaskan bahwa syarat lain adalah adanya tulisan tentang sosok pahlawan itu sendiri.

Khofifah menjelaskan banyak sekali kiai NU yang layak jadi pahlawan. Tapi pihak keluarga tak ada yang mau mengusulkan karena takut riya'. Padahal, tegas Khofifah, bangsa ini butuh referensi keteladanan. Karena itu, Khofifah saat jadi Mensos mengaku banyak mendorong keluarga kiai-kiai NU yang berjasa bagi bangsa ini agar mengusulkan kepada pemerintah untuk mendapat gelar pahlawan. 

Khofifah mengakui bahwa faktor keikhlasan para kiai NU dalam berjuang untuk negeri ini menjadi penyebab mereka enggan untuk mengusulkan jadi pahlawan. Bagi para kiai NU, berjuang dan berjasa tak perlu dipamerkan. Tapi Khofifah kembali menegaskan bahwa kini bangsa Indonesia butuh referensi keteladanan sehingga kiai-kiai NU yang berjasa untuk negeri ini perlu mendapat gelar pahlawan agar generasi sekarang dan seterusnya punya referensi keteladanan.

Lalu bagaimana respon keluarga ?

Kiai Asep Saifuddin Chalim yang hadir dalam acara itu tampak tersenyum ketika bangsaonline.com minta komentar tentang pidato Khofifah. "Saya takut mengurangi keikhlasan," kata Kiai Asep saat ditanya bangsaonline.com tentang pidato Khofifah mengenai perlunya keluarga mengusulkan kepada pemerintah.

Kiai Asep menceritakan bahwa abahnya memang sangat total berjuang untuk NU dan bangsa Indonesia. Sedemikian totalnya sampai ia tak sempat mendirikan pondok pesantren. "Dalam rapat NU yang dihadiri para kiai, Kiai Wahab Hasbullah mengatakan bahwa dari semua pengurus NU hanya yang tak punya pesantren. Abah saya menjawab, nanti anak saya yang akan punya pesantren besar. Dan alhamdulillah berkat barakah abah saya, saya sekarang punya pesantren dengan jumlah 10.000 santri," jelas Kiai Asep yang mantan ketua PCNU Kota Surabaya dan populer sebagai kiai miliarder dan dermawan itu. (MMA)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video