Pertamina EP Raih Proper Hijau dari Kementerian KLHK
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Eky Nurhadi, Suwandi
Sabtu, 29 Desember 2018 00:21 WIB
TUBAN, BANGSAONLINE.com - PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field selaku kontraktor kontrak kerja sama di bawah supervisi dan koordinasi SKK Migas yang juga anak usaha PT Pertamina (Persero) memperoleh penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan itu diterimakan di Jakarta, pada Kamis (27/12) malam.
Penghargaan berupa empat Proper (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) dan 11 Proper hijau tentang komitmen dan pelaksanaan yang tinggi terhadap tanggungjawab sosial dan lingkungan (TJSL).
BACA JUGA:
Berkat Pertamina, Pemuda Berdarah Bojonegoro Sukses Kembangkan Maggot di Banggai Sulteng
Curi Pipa Pertamina EP, 5 Warga Senori Ditangkap Polisi
Terganggu Aktivitas Well Test, Warga Ngambon Bojonegoro Demo Pertamina
Lulus PEM Akamigas, 108 Putra-putri Terbaik Bojonegoro Siap Kerja di Lapangan Gas J-TB
Penghargaan Proper hijau diterima PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field bersamaan dengan 10 lapangan Pertamina EP lainnya di seluruh Indonesia.
Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field sadar akan kewajibannya dan sudah melakukan program tanggungjawab sosial di luar wilayah operasionalnya, yakni di Desa Kebonagung, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban yang termasuk Ring 2 perusahaan.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan bidang lingkungan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan
infrastruktur, seperti fasilitas sosial maupun fasilitas umum. Keberhasilan memperoleh empat Proper Emas dan 11 Proper Hijau tahun ini menjadi tantangan bagi seluruh insan Pertamina EP. Terutama, agar terus mengimplementasikan nilai-nilai ketaatan dalam bisnis penggunaan sumber daya alam yang efisien.
"Khususnya ya mengurangi kesenjangan kesejahteraan dengan program pemberdayaan masyarakat harus terus ditingkatkan," ujar Nanang.
"Program tanggungjawab sosial yang dilaksanakan adalah program pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk kompos berbasis penyelamatan lingkungan," jelasnya Jumat, (28/12/18).
Dia menjelaskan, program tersebut tidak hanya memiliki dimensi ekonomi dan sosial saja, melainkan juga lingkungan. Sebelum tahun 2015, ternak sapi milik masyarakat dilepasliarkan sehingga kotoran sapinya mencemari lingkungan sekitar. "Kami kemudian membantu mengubah pola kegiatan masyarakat yang awalnya melepasliarkan sapi sehingga kotorannya mencemari lingkungan, menjadi pengumpulan sapi dalam satu kandang komunal," jelasnya.
Simak berita selengkapnya ...