Tentara Cilik ISIS Digaji Rp 1 Juta | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tentara Cilik ISIS Digaji Rp 1 Juta

Editor: rosihan c anwar
Jumat, 07 November 2014 10:45 WIB

?Sebagian anak-anak dijadikan pengebom bunuh diri dan penembak jitu. Foto: repro dw.de

BBC bertanya, kalau memang tidak mendorong anak itu, untuk bergabung ISIS, apa yang ia lakukan untuk menghentikan anaknya dari kehilangan masa kecilnya oleh kekerasan dan ekstremisme?

"Saya tak akan bisa mencegahnya jika ia ingin bertempur," katanya.

"Perang membuat anak-anak tumbuh dengan cepat, saya ingin dia menjadi pemimpin masa depan - seorang amir."

Suaranya makin dalam, matanya menyipit oleh kemarahan di balik syal yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya.

"Saya tidak akan bersedih jika ia membunuh orang Barat. Saya justru malu bahwa anak-anak saya yang lain kerja biasa saja -mereka harusnya mengangkat senjata."

Wartawan BBC menanyakan, bagaimana perasaanya nanti, andai anaknya terbunuh saat bertempur untuk ISIS?

Dia termangu. "Saya akan sangat bahagia, " jawabnya, lalu menundukkan kepalanya dan kemudian menangis tersedu.

Masa Lugu yang Terampas

Sebuah laporan PBB bulan lalu mengungkap, ISIS melakukan perekrutan secara luas di kalangan anak-anak, dan sering dengan paksaan.

Mohamed mencoba mengingatkan adiknya tapi justru diancam dibunuh.

Sebuah video yang diposting online, dijuduli "Anak-anak Negara Islam (ISIS)," mempertontonkan batalion bocah mengenakan baju militer, menenteng senjata dan berdiri di samping sebuah bendera hitam ISIS.

Banyak kelompok jihad lain menggunakan tentara anak-anak.

Human Rights Watch belum lama ini melaporkan bahwa para prajurit bocah itu digunakan sebagai pelaku bom bunuh diri dan penembak jitu.

Di kota Gaziantep, Turki selatan, BBC bertemu seorang aktivis masyarakat sipil Suriah yang dua adiknya - berusia 13 dan 15 tahun - menjadi korban upaya penggalangan Jabat al-Nusra, cabang al Qaida di Suriah.

Mohamed, 21, memperlihatkan video adik bungsunya yang menembakkan artileri berat dengan sekelompok pejihad.

Dalam gambar lainnya, ia berpose dengan menggenggam senapan mesin.

"Saya mencoba untuk mencegah adik-adik saya bergabung al-Nusra tapi mereka tidak peduli perasaan saya," katanya.

"Mereka harusnya sekolah. Tapi al Nusra memberikan sekitar US$100 per bulan bagi anak-anak yang bertempur bersama mereka. Dan mereka memberikan pelatihan senjata di sebuah kamp. Masa kanak-kanak mereka telah dirampas."

Cita-cita pilot

Kedua adiknya baru-baru ini ditangkap oleh ISIS. Mohamed takut mereka akan segera membelot dari al Nusra untuk bergabung dengan ISIS.

"Saya biasa bermain dengan adik bungsu saya di rumah. Tapi kemudian ia berubah. Ketika saya berkata kepadanya bahwa al Nusra akan menghancurkan negara kita, dia bilang, 'tutup mulut, atau aku akan membunuhmu'.”

"Saya mengucapkan selamat jalan kepada mereka berdua ketika mereka pergi untuk bergabung dengan al Nusra, dengan pikiran bahwa saya tidak akan pernah melihat mereka lagi. Saya yakin nanti akan mendapat kabar bahwa mereka telah tewas."

Sebagian anak-anak itu dipaksa, tapi sebagian dikirim orangtua mereka.

Perang Suriah telah menggelapkan pembentukan suatu generasi.

Dan militan memangsa anak-anak untuk menjadi alat perang itu, merampas keluguan masa kecil, terlalu dini.

Ketika meninggalkan rumah "Abu Hattab", wartawan BBC Mark Lowen bertanya kepada ibunya, Fatimah, apa cita-cita anaknya yang berumur 13 tahun itu ketika ia masih kecil.

Fatimah tersenyum, "Menjadi seorang pilot."

Sumber: dw.de, bbc

 

sumber : dw.de, bbc

 Tag:   isis

Berita Terkait

Bangsaonline Video