Tewasnya Polisi Saat Amankan Demo di Cianjur, GMNI Jatim: Pelaku Sudah Dipecat dari Keanggotaan
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Gunawan Wihandono
Kamis, 29 Agustus 2019 15:41 WIB
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Provinsi Jawa Timur, Nabrisi Rohid, angkat bicara menanggapi peristiwa demonstrasi oleh kelompok organisasi Cipayung Plus di Kabupaten Cianjur 15 Agustus lalu, hingga merenggut nyawa aparat kepolisian.
Ia mengajak seluruh pihak, khususnya para aktivis mahasiswa, agar menjadikan peristiwa itu sebagai pelajaran dan evaluasi bersama.
BACA JUGA:
GMNI Dukung Rencana Pembentukan Zaken Kabinet Pemerintahan Prabowo
Mahasiswa UTM Ajak Masyarakat Siaga Meski RUU Pilkada Dibatalkan: DPR RI dan Jokowi Bisa Bermanuver
Ribuan Kader dan Alumni GMNI Jawa Tengah Ziarah ke Makam Bung Karno
HUT ke-64 PMII, Khofifah Ajak Mahasiswa Bangun Kualitas Pergerakan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Menurut Naha, begitu ia akrab disapa, peristiwa itu merupakan sebuah musibah. Ia menilai, insiden itu terjadi akibat tidak adanya koordinasi yang baik. "Aksi protes dengan pembakaran ban sudah pernah dilakukan pada waktu dulu. Namun dalam peristiwa itu (di Cianjur, Red), aparat kepolisian tidak menggunakan alat pengaman ketika sedang melakukan pemadam api atau tidak menggunakan alat pemadam api. Tindakan oknum mahasiswa di dalam barisan Cipayung Plus Cianjur tersebut tentu tidak ada unsur kesengajaan. Kami mengira itu sebuah kecelakan," tuturnya.
Kendati demikian, GMNI Jatim tetap mendukung langkah pihak kepolisian untuk mengusut tuntas tragedi tersebut sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. "Intinya kami mendukung setiap proses penegakan hukum yang berlaku," tegasnya.
Lebih jauh, Naha mengungkapkan, GMNI selaku organisasi yang menaungi oknum terduga pelaku telah bergerak cepat dengan memberikan sanksi tegas terhadap yang bersangkutan berupa pemecatan dari keanggotaan. Untuk itu, ia meminta masyarakat terlalu khawatir.
Simak berita selengkapnya ...