Belajar Manusiakan Manusia ke Gus Dur, Gus Miftah Puji Tebuireng Tak Manfaatkan Infaq Gus Dur
Editor: tim
Sabtu, 31 Agustus 2019 08:33 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - KH. Miftah Maulana Habiburrahman yang popular dengan panggilan Gus Miftah sangat ngefans terhadap Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“Saya hari ini berada di makam pejuang kemanusian bapak pluralisme Indonesia KH. Abdurrahman Wahid. Jadi kenapa saya ngefans dengan beliau karena saya belajar memanusiakan manusia apapun agama dan suku bangsanya. Di belakang kita makamnya bersama KH. M Hasyim Asy’ari dan ayahnya KH. A Wahid Hasyim,” kata Gus Miftah usai ziarah ke makam Gus Dur, Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari dan KHA Wahhid Hasyim, di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat (30/8).
BACA JUGA:
Khofifah Pernah Jadi Bintang Senayan, Prof Kiai Asep: Cagub Paling Lengkap dan Berprestasi
Pemkab Resmi Ganti Beberapa Acara di Gelaran Jombang Fest 2024, Ini Alasannya
Barisan Loyalis Gus Dur Lumajang Deklarasi Dukung Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024
Jelang HUT ke-79 TNI, Komandan Kodiklatal Pimpin Ziarah ke Makam Bung Karno
Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari adalah kakek Gus Dur yang dikenal sebagai pejuang kemerdekaan RI dan pendiri NU serta Pesantren Tebuireng. Sedang KHA Wahid Hasyim adalah ayah Gus Dur yang dikenal sebagai anggota BPUPKI (Badan Persiapakan Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia) dan menteri agama pertama selama tiga periode. Baik Hadratussyaikh maupun Kiai Wahid Hasyim merupakan The Fouding Fathers Republik Indonesia yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah.
Gus Miftah mengaku sangat ngefans Gus Dur sejak lama. Menurut dia, Gus Dur adalah gurunya dalam bergaul dengan manusia selama sehari-hari. Ia juga mengaku banyak membaca dan mendengarkan cerita tentang Gus Dur. Ia juga mengaku belajar dari Gus Dur, untuk tidak membenci sesama manusia meskipun berbeda dalam agama, suku bangsa, dan pilihan politik. Perbedaan, menurut dia, adalah suatu keniscayaan yang tak bisa dielakkan. Sebab di situlah bukti Allah Maha Kuasa.
Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Yogyakarta ini juga menjelaskan bahwa dirinya tak pernah membenci harakah dan cadar. “Salah bila ada yang mengatakan Gus Miftah benci harakah (pergerakan agama) lain. Salah juga yang mengatakan Gus Miftah anti cadar. Kita tidak diajarkan Mbah Hasyim dan Gus Dur begitu,” tambah da’i yang fokus berdakwah bagi kaum marjinal ini.
Simak berita selengkapnya ...