Jatim Kontribusi 49,65 % Produksi Perhiasan Nasional, Khofifah Dorong Jadi Destinasi Wisata Baru
Editor: MMA
Kamis, 17 Oktober 2019 17:00 WIB
Permintaan produk perhiasan Jatim terutama untuk ekspor ke mancanegara, sebut Khofifah, terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data BPS, ekspor produk perhiasan/permata Jatim pada periode Januari-September 2019 telah mencapai USD 2,59 Milyar atau meningkat 19,88% dibandingkan periode tahun 2018.
Sedangkan produk perhiasan dari logam mulia lainnya, barang perhiasan disepuh atau dipalut dengan logam mulia atau tidak pada periode Januari s/d September mencapai USD 1,43 Milyar atau meningkat 71,31% dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar USD 1,02 Milyar.
Untuk itu dalam beberapa pertemuan baik dengan Menko Perekonomian, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Bank Indonesia maupun kementerian terkait, Khofifah menyampaikan usulannya terkait besaran bea masuk ekspor perhiasan dari Jatim ke beberapa negara seperti Uni Emirat Arab (UEA). Sebagai contoh, bea masuk ekspor perhiasan dari Jatim langsung ke UEA sebesar 5 persen, sedangkan melalui Singapore hanya 2,5 persen.
“Ekspor perhiasan Jatim ke UEA sebenarnya cukup siginifikan, hanya bea masuknya masih lebih tinggi daripada lewat Singapore. Padahal UEA memberikn bea masuk kepada Singapore nol persen. Ini menjadi PR kita dimana sangat banyak produk ekspor kita yang tidak bisa langsung ke tempat tujuan karena harus melalui negara ttansito,” katanya.
Terkait hal ini, dirinya berharap ada fasilitasi baik dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, maupun Kementerian Luar Negeri. Dengan begitu, hal ini akan memberikan signifikansi terhadap peningkatan industri perhiasan terutama emas baik bagi Jatim maupun nasional.
Sementara Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian RI Gati Wibawaningsih mengatakan, industri perhiasan di Indonesia saat ini terus berkembang. Dimana nilai ekspor perhiasan Indonesia dari Januari hingga Agustus 2019 sebesar USD 1,47 milyar, naik 13 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Perhiasan Indonesia ini diekspor ke berbagai negara seperti Singapore, Swiss, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab.
“Kami mengapresiasi Asosisasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) yang sudah 24 kali menyelenggarakan pameran ini. Termasuk kepada Pemprov Jatim yang terus mendorong berkembangnya industri perhiasan apalagi pameran seperti ini hanya diselenggarakan di Jakarta dan Jatim yakni Surabaya,” katanya.
Berbagai tipe perhiasan model terkini standar internasional sampai buatan lokal yang tradisional dan artistik dipamerkan dalam SIJF dari tanggal 17-20 Oktober 2019. Para peserta terdiri dari 100 pengusaha baik dari industri perhiasan sampai dengan pengrajin IKM baik binaan dari Kementerian Perindustrian maupun Pemprov Jawa Timur dan berbagai pemerintah daerah di Indonesia. Selain perhiasan, dipamerkan pula mesin dan peralatan pembuatan perhiasan logam. (tim)