Bandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad, PWNU Jatim Imbau Sukmawati Minta Maaf | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Bandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad, PWNU Jatim Imbau Sukmawati Minta Maaf

Editor: Revol Afkar
Wartawan: M. Didi Rosadi
Rabu, 20 November 2019 01:03 WIB

Ketua PWNU Jatim, KH. Marzuki Mustamar (kiri) saat memberi keterangan pers di kantor PWNU Jatim. foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar menyayangkan pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan antara Soekarno dengan Nabi Muhammad. Kiai Marzuki mengimbau putri proklamator kemerdekaan RI itu untuk mencabut dan meminta maaf pernyataannya yang membandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad SAW.

Kiai Marzuki menilai tidak seharusnya Sukmawati membandingkan antara Muhammad SAW dengan Soekarno. Karena Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang sampai hari ini ajaran dan teladannya diyakini dan diikuti oleh miliaran umat Islam di seluruh belahan dunia. Sementara Soekarno manusia biasa yang kemudian diberi anugerah menjadi pemimpin (Presiden RI 1).

"Jadi derajatnya berbeda, tidak seharusnya diperbandingkan. Sehingga wajar kalau ada yang tersinggung atau merasa dilecehkan. Yang bersangkutan (Sukmawati) harus mencabut dan minta maaf, yang kedua aparat harus lebih proaktif melakukan langkah-langkah kebijakan sehingga suasana tetap kondusif," ucap KH Marzuki Mustamar, di aula , Selasa (19/11).

, lanjut Kiai Marzuki, tidak akan mengambil langkah hukum untuk melaporkan Sukmawati Soekarnoputri, jika dia sudah meminta maaf.

"Nanti ramai lagi dengan orang nasionalis, tidak selesai-selesai. Tidak usah nuntut, apalagi sebesar NU nuntut," imbuh Pengasuh Pondok Pesantren Sabillurrosyad, Gasek, Kota Malang ini.

Kiai Marzuki melanjutkan, juga meminta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk bisa mengarahkan Sukmawati agar bisa lebih menjaga kondusivitas negara. Bila perlu Presiden, Menteri, atau bahkan Kapolri dan aparat negara lainnya ikut turun tangan.

"Daripada kasus ini berlarut-larut. Jangan aparat menunggu bergeraknya massa. Mungkin aparat yang level tinggi, ngomong baik-baik sebaiknya bagaimana biar bisa selesai," harapnya. (mdr/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video