Sebulan Capai Kerugian Rp 8 M, Gresik Jasa Tama Terancam Bangkrut
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: M Syuhud Almanfaluty
Senin, 09 Desember 2019 19:46 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Demo yang dilakukan ratusan warga Desa Kemuteran, gabungan dengan warga Kroman Lumpur dan Kebungson, Kecamatan Gresik ke pelabuhan Gresik Jasa Tama (GJT) November lalu, berdampak buruk terhadap kelangsungan operasional GJT.
Sebab, demo warga yang meminta agar GJT berhenti bongkar muat batu bara membuat aktivitas bongkar muat berhenti total. Kapal tongkang yang sebelumnya sandar melakukan pembongkaran batu bara, tak berani sandar.
BACA JUGA:
PT Smelting Raih Penghargaan Pembina Kemitraan Terbaik Bidang Penanaman Modal dari Pemkab Gresik
Perumda Giri Tirta Gresik Naikkan Tarif Pemakaian Air untuk Pelanggan Niaga dan Industri
Gali Potensi PAD, Ketua Komisi II DPRD Gresik Panggil Kepala DPTSP dan Kepala DPPKAD
Sasar Tukang Becak di Sekitar Pelabuhan Gresik, RGS Indonesia Kampanyekan Prabowo-Gibran
"Dampak dari demo itu, aktivitas bongkar muat batu bara di GJT berhenti total," ujar Direktur Utama PT. GJT Rudy Djaja Siaputra, Senin (9/12).
Menurutnya, akibat demo tersebut GJT terancam bangkrut lantaran operasional batu bara ditutup warga. Ia mengaku, selama sebulan pasca penutupan, GJT merugi hingga Rp 8 miliar.
"Kami berharap pihak pemerintah membantu, sehingga segera ada solusi terkait permasalahan yang terjadi," harapnya.
Selain merugi, PT GJT juga terpaksa merumahkan 120 pekerja. Rincian, 27 tenaga harian lepas (THL) dan 93 orang karyawan tetap. "Kalau penutupan berlanjut, kami terpaksa kembali merumahkan 120 karyawan lainnya," jelasnya.
Diungkapan Rudy, kerugian bukan hanya dialami GJT. Sejumlah perusahaan kolega GJT juga merugi karena suplai batu bara terhenti akibat GJT tak bisa bongkar. Karena, kalau dilakukan bongkar muat melalui Lamongan atau Probolinggo cost-nya terlalu tinggi.
Simak berita selengkapnya ...