Hindari Virus Corona, Ribuan Santri Tebuireng Dipulangkan Bertahap
Editor: MA
Rabu, 25 Maret 2020 09:42 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, memutuskan memulangkan ribuan santri ke rumahnya masing-masing untuk menghindari sebaran virus Corona atau Covid-19. Namun, para santri itu akan tetap mengikuti pelajaran karena para ustadz atau guru mereka memberikan tugas secara online.
Kenapa santri dipulangkan? Ustadz Ahmad Said Ridlwan, salah satu koordinator santri di komplek Salaf Pesantren Tebuireng, menyebutkan di grup WhatsAap (WA) wali santri, karena faktor bahaya virus. Sedang santri berjubel. Menurut dia, ini keputusan final Gus Kikin sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng.
BACA JUGA:
Ribuan Santri Tebuireng Takbir Keliling dan Bakar Sate Massal, Idul Adha Makin Seru
Petrokimia Gresik Salurkan Hewan Kurban ke Ponpes Tebuireng Jombang
Rutinitas Pengajian Ikapete di Kabupaten Pasuruan, Bahas Kitab At-Tibyan Karya Mbah Hasyim
Temu Alumi Tebuireng, Gus Kikin: Kalau Tak Ada Resolusi Jihad Tak Ada Perang 10 November
“Semua santri diizinkan pulang, baik di zona merah maupun di zona hijau. Baik yang luar Jawa maupun di Jawa,” tulis Ustadz Ahmad Said Ridlwan menjawab pertanyaan para wali santri di grup tersebut. Rabu (25/3/2020). Ia juga mengatakan, bahwa keputusan itu berdasarkan Rapat Koordinasi Pengurus Pembina Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Selasa (24/03/2020).
Semula PesantrenTebuireng hanya akan memulangkan para santri yang wilyahnya tidak masuk zona merah. “Kalau yang di zona merah kita tidak memaksakan pulang. Kegiatan santri kita sedang susun. Mudah-mudahan tidak ada kevakuman di pondok,” kata Gus Kikin kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (24/3/2020) malam.
Namun, rapat terakhir pengasuh (Gus Kikin) bersama para pengurus Pesantren Tebuireng memutuskan memperbolehkan semua santri pulang, termasuk yang rumahnya masuk wilayah zona merah.
Memang, semula banyak wali santri yang minta agar anaknya tetap di pondok dan tak dipulangkan. Terutama para santri berasal dari luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya. Begitu juga para santri yang wilyahnya masuk zona merah. Mereka merasa lebih aman jika anaknya tetap berada di pondok. “Kalau di rumah anak-anak pasti masih berinteraksi dengan teman-temannya di kampung. Kalau di pondok mereka bisa tetap mengaji dan mengikuti pelajaran,” kata salah satu wali santri.
Simak berita selengkapnya ...