'Momok' Dunia Penerbangan yang Bernama Awan Kumulonimbus | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

'Momok' Dunia Penerbangan yang Bernama Awan Kumulonimbus

Rabu, 31 Desember 2014 16:49 WIB

Awan Kumulonimbus. foto: apakabardunia.com


Fase pertama adalah fase dimana angin bergerak ke atas. Fase kedua adalah fase saat massa udara berubah menjadi air. Selain ada pergerakan ke atas, terdapat pula pergerakan ke bawah. Sementara fase terakhir atau fase mati, sudah tidak ada pasokan udara lagi dari bawah, sehingga semua massa air turun ke bawah dan terjadilah hujan.

Heru juga menyatakan, Awan Kumulonimbus sifatnya menyebabkan turbulensi (guncangan) kuat di dalam awan itu sendiri.

Dikutip dari sumber lain, awan Kumulonimbus warnanya putih atau gelap dan termasuk keluarga awan tinggi yang berkembang secara vertikal. (6000 - 12.000 meter dari permukaan bumi). Terbentuk vertikal ke atas hingga membentuk awan badai raksasa. Tinggi maksimumya luar biasa, bisa mencapai 50.000 kaki dari permukaan bumi.

Pada kasus AirAsia, dideteksi puncak awan Kumulonimbus ada dikisaran 48.000 kaki. Mengenai sifat, awan ini dikaitkan dengan hujan deras yang ditingkahi petir, badai atau membentuk pusaran angin tornado yang biasa melanda daratan Amerika.

Berdasarkan karakter awan Kumulonimbus tersebut, tak heran jika dunia penerbangan komersil menjadikan awan ini sebagai "hantu" yang wajib dihindari. Tak satupun pesawat berbadan besar yang mau berhadapan dengan awan Kumulonimbus , karena dipastikan akan mengalami guncangan yang hebat saat terjebak di dalamnya.

Bagi pesawat berbadan kecil seperti pesawat tempur, guncangan dari awan Kumulonimbus mungkin dianggap hal biasa. Rampingnya bodi pesawat dan kecepatan pesawat membuat guncangan yang ditimbulkan oleh awan Kumulonimbus tidaklah seberapa.

Kejadian ini dapat digambarkan ketika kita memasukan benda ke dalam air. Benda berbadan besar umumnya akan mengalami goncangan lebih kuat dibanding dengan benda yang berbadan ramping. Itulah yang menyebablan pesawat berbadan lebar selalu menghindar bila awan Kumulonimbus sudah terbentuk di jalur penerbangan mereka.

Sumber: apakabardunia.com

 

sumber : apakabardunia.com

 Tag:   awan kumulonimbus

Berita Terkait

Bangsaonline Video