Bantu Kiai Asep, Polisi-TNI Masuk Gang-gang Sempit Bagikan Beras dan Uang
Editor: MMA
Jumat, 22 Mei 2020 14:53 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jalan Siwalanketo Utara Surabaya, kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, tiba-tiba penuh aparat kepolisian dan TNI. Banyak warga bertanya-tanya ada apa gerangan?
Ternyata para aparat kepolisian dan TNI dari Polsek dan Kodim setempat sedang membantu Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag. Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah itu sedang membagi 60.000 paket beras (perorang 5 kg), 40.000 sarung, dan uang per orang Rp 50 ribu.
BACA JUGA:
Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
Kiai Asep Yakin Mubarok Menang dalam Pilkada Mojokerto 2024, Inilah Target Kemenangannya
Sedekah ini, selain untuk membantu para relawan penanganan covid-19 dan warga terdampak secara sosial ekonomi virus corona, juga sedekah rutin menjelang Idul Fitri 1441 H.
“Yang 1.000 paket saya bagikan di sekitar pondok ini,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (22/5/2020). Yang lain, disebar di Mojokerto.
Nah, aparat polisi dan TNI yang terdiri dari para Bhabinkamtibnas dan Babinsa itu membantu membagikan sedekah Kiai Asep tersebut. Yaitu berupa 5 kilo beras dan uang Rp 50 ribu. Yang menarik, sambil membawa gerobak yang didorong relawan, para aparat itu masuk ke gang-gang kecil dan sempit di kampung Siwalankerto.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA bersama aparat kepolisian dan TNI di ruang tamu kediamannya di Jalan Siwalankerto Surabaya, Jumat (22/5/2020). foto: MMA/BANGSAONLINE.com)
“Assalamualaikum,” kata mereka sambil mengetok pintu warga. Begitu penghuni rumah muncul mereka langsung memberikan beras dan uang. “Ini dari Kiai Asep,” kata petugas itu menjelaskan. Mereka lalu pindah ke rumah lain.
Ada juga satu rumah, tapi dihuni beberapa kepala keluarga (KK). Otomatis aparat itu kembali lagi mengambil beras dari gerobak untuk diberikan kepada warga yang menunggu di depan pintu.
Kepada BANGSAONLINE.com, Kiai Asep Saifuddin Chalim menjelaskan tentang sejarah kampung Siwalankerto Utara Surabaya itu. “Kampung ini dulu kampung pejudi. Ndak tahulah. Kalau malam hari (mereka) juga minum-minum (minuman keras-Red). Dan memusuhi saya. Sampai saya mendatangkan Banser,” kata Kiai Asep Saifddin Chalim di kediamannya di tengah-tengah mengomando pembagian beras, sarung, dan uang.
Ternyata makin lama, perilaku maksiat mereka makin menjadi-jadi. “Saya membiarkan saja. Saya membiarkan,” kata Kiai Asep . Tapi Kiai Asep tetap peduli dan memperhatikan mereka. “Kalau saya habis pengajian, berkat saya berikan mereka,” kata Kiai Asep.
Simak berita selengkapnya ...