Prof Rochmat Wahab: Kader NU Kritis Dimatikan, Sami’na Waatha’na Disalahartikan
Editor: MMA
Kamis, 11 Juni 2020 19:39 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof. Dr. KH. Rochmat Wahab menilai bahwa kalimat sami’na waatha’na yang kini sangat populer di kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU) cenderung disalahartikan. Menurut dia, sebagian kalangan beranggapan bahwa sami’na waatha’na (kami mendengar, kami taat) itu seolah tak boleh bersikap kritis.
“Sami’na waatha’na itu itba’, bukan taqlid,” kata Prof Dr Rochmat Wahab kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (11/6/2020).
BACA JUGA:
Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
Di Haul ke-34 Syaikhuna KH Anwar Nur, Khofifah Berbagi Cerita soal Jatim Berkah
Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
Soal MLB NU, Cucu Syaikhona Kholil Bangkalan: Jangan-jangan Mereka Gak Bisa Ngaji
Kiai Rochmat Wahab menyampaikan itu merespons tren budaya kritis yang berkembang di lingkungan NU, terutama anak-anak muda yang berlatar belakang perguruan tinggi.
“Itba’ itu artinya mengikuti, tapi tahu rasionalitasnya, tahu alasannya. Sedang taqlid mengikuti tapi tidak tahu rasionalitasnya,” kata mantan Ketua Tanfidziah PWNU Yogyakarta itu.
Karena itu, tegas Prof Rochmat, sikap kritis tidak dilarang. Sebaliknya, justru harus ditumbuhkan lewat iklim yang sehat. “Orang yang kritis itu justru punya nilai di atas rata-rata orang lain, karena dia inovatif,” tegas mantan Ketua Forum Rektor Indonesia itu.
Simak berita selengkapnya ...