Pilwali di Tengah Pandemi, Dokter Sukma Peringatkan Protokol Kesehatan Harus Ketat
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: M Didi Rosadi
Kamis, 16 Juli 2020 21:48 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pandemi Covid-19 belum kunjung mereda, termasuk di Kota Surabaya. Bahkan Kota Pahlawan ini masuk zona merah karena tingginya angka positif Covid-19. Karena itu, masyarakat Kota Surabaya menyimpan kekhawatiran terkait pelaksanaan Pilwali Surabaya pada 9 Desember 2020 mendatang.
Dokter Sukma Sahadewa, Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Surabaya mengingatkan pentingnya sejak dini Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya mempersiapkan protokol kesehatan. Sebab potensi penularan Covid-19 di Surabaya masih tinggi.
BACA JUGA:
Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
Undangan Sambung Guyub Dianggap Pilih-pilih Wartawan, Humas Polres Kediri Kota Ngaku Lupa
Respons Hotib Marzuki soal Polemik PKB-PBNU
Persiapan Konferwil NU Jatim Capai 100 Persen, Pembukaan Siap Digelar Malam ini
"Kalau melihat kurvanya, Covid-19 di Surabaya masih tinggi. Karena protokol kesehatan harus dilaksanakan secara ketat dalam setiap tahapan Pilwali. Tidak saja kepada petugas pemilu tapi juga bagi masyarakat sebagai pemilih. Ini penting untuk menghindari potensi klaster baru," ujar Dokter Sukma dalam webinar Forkom Jurnalis Nahdliyin dengan tema Pilwali Surabaya Di Tengah Pandemi Covid-19, Amankah? Kamis (16/7/2020).
Dokter Sukma menilai kalau melihat kondisi saat ini, melaksanakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan sangat tidak aman. Apalagi tahapan pilwali yang melibatkan orang banyak, mulai kampanye hingga pencoblosan dan penghitungan suara.
Pihaknya berharap ada pendampingan dan pengawasan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Gugus Tugas Covid-19 maupun BPBD dalam setiap tahapan Pilwali Surabaya. Institusi ini nantinya yang menjadi supervisi dalam pelaksanaan protokol kesehatan sehingga bisa meminimalisir potensi penularan.
Simak berita selengkapnya ...