Disambangi BHS, Perajin Telur Asin Kebonsari Keluhkan Pemasaran Ekspor
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Mustain
Senin, 20 Juli 2020 17:54 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Perajin telur asin di Kampung Bebek, Desa Kebonsari, Kecamatan Candi, mengeluh belum mampu menembus pasar ekspor. Salah satu kendalanya, belum bisa memenuhi standar kemasan (packaging).
Hal itu disampaikan perajin telur asin saat dikunjungi Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo 2020, Bambang Haryo Soekartono (BHS), Senin (20/7).
BACA JUGA:
Pilkada Sidoarajo, BHS Masuk Tim Pemenangan Subandi-Mimik, Adam Rusydi Jadi Ketua Tim
Upacara HUT ke-79 RI Bersama Masyarakat, BHS Gelorakan Semangat Nasionalisme
Idul Adha 1445 H, BHS Bagikan Ribuan Paket Daging Kurban
MSI Simulasikan Pasangan Kandidat Pilkada Sidoarjo 2024, ini Elektabilitasnya
Salah satu perajin telur asin, Nur Hidayat mengatakan, sejak tahun 2012 dia sudah berkeinginan menembus pasar ekspor. Sebab, telur asin asal Kebonsari tergolong produk premium karena asupan gizinya lumayan banyak.
Namun keinginan itu belum terwujud. Hidayat mengaku terkendala standar kemasan yang ditetapkan untuk pasar ekspor. Kata Hidayat, saat itu pernah ada calon pembeli dari Jepang. Perajin telur asin juga tidak memahami tata cara ekspor.
Karena itu, dia berharap pertemuan dengan BHS, nantinya pemerintah daerah bisa memberikan pendampingan pengepakan yang memenuhi standar ekspor. "Kami berharap nantinya ada bimbingan dari pemerintah daerah untuk pemasaran ekspor tersebut," cetus ketua Kelompok Peternak Bebek, Sumber Pangan ini.
Nur Hidayat bercerita, kini peternak bebek dan perajin telur asin di Desa Kebonsari berjumlah 22 orang. Jumlah itu menurun jika dibandingkan tahun 2010 lalu, yang jumlahnya 47 orang. Penyebabnya, selain lahan untuk ternak bebek mulai berkurang, juga karena persaingan harga.
Simak berita selengkapnya ...