Aqua, Yakult, Vit, SGM, Peugeot, Citroen Diboikot, Akibat Presiden Prancis Hina Islam
Editor: MMA
Selasa, 03 November 2020 00:21 WIB
"Produk-produk kami seperti SGM dan Aqua, adalah produk-produk yang dikembangkan dan diproduksi di Indonesia oleh tenaga kerja Indonesia untuk konsumen Indonesia," kata Arif Mujahidin dalam keterangan tertulis, Senin (2/11/2020).
(Protes di berbagai negara marak, mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron. Seorang anak memegang foto Presiden Prancis Emmanuel Macron, dicap sepatu, saat demo terhadap Prancis di Istanbul, Minggu, 25 Oktober 2020. foto: AP/Emrah Gurel/republika.com)
Menurut dia, Aqua telah hadir di Indonesia sejak 1973. Bahkan, SGM berproduksi sejak pada 1965. "Perusahaan kami tidak memiliki afiliasi politik dan hal-hal di luar bisnis kami," ujar Arif. Ia menyambut baik langkah pemerintah yang tidak memboikot produk-produk Prancis, seperti negara lain.
"Kami akan tetap melanjutkan komitmen kami untuk melayani kebutuhan nutrisi dan hidrasi sehat melalui jutaan pedagang yang menjual produk kami di Indonesia dan disiapkan oleh hampir dari 15.000 karyawan kami di seluruh Indonesia," kata Arif dalam rilisnya yang dikirim ke media.
Lalu bagaimana dengan Yakult? Hingga kini perusahan Yakult belum merespon aksi boikot itu. Justru beberapa pembaca BANGSAONLINE.COM yang berkomentar. Mereka menyebut perusahaan Yakult dari Jepang.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, seorang guru bernama Samuel Paty (47) secara sengaja menunjukkan karikatur Nabi di depan murid-muridnya. Padahal kartun Nabi yang dimuat Mingguan Charlie Hebdo itu telah menuai protes di seantero dunia. Maklum, dalam ajaran Islam, wajah maupun sosok Nabi Muhammad SAW tak boleh digambar atau divisualkan.
Akibatnya banyak orang tua beragama Islam di Prancis protes. Bahkan Abdoullakh Abouyezidovitch, pemuda berusia 18 tahun kelahiran Moskwa memenggal leher Samuel Party. Namun beberapa menit kemudian aparat keamanan Prancis menembak mati Abdoullakh Abouyezidovitch dengan sembilan tembakan. Pemuda pendatang dari Chechnya itu pun meninggal dunia.
Majalah Charlie Hebdo dikenal sangat provokatif dan anti agama. Charlie Hebdo terkenal sekuler dan banyak menampilkan kartun, laporan, polemik, dan lelucon.
Seperti dikutip independent, majalah Charlie Hebdo selalu mengolok-olok semua jenis agama dan kepercayaan, serta menyindir tokoh-tokoh publik, pendiri agama, politikus, hakim, dan bankir, tapi membela hak-hak perempuan.
Ironisnya, penghinaan terhadap agama lain - dalam hal ini Islam - justru dibela oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Pada Jumat, 23 Oktober 2020, Macron menyatakan bahwa dirinya tak melarang Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Ia justru menyatakan bahwa Islam sekarang sedang megalami krisis di seluruh dunia.
Macron mengatakan guru yang terbunuh itu adalah korban serangan teroris Islam.
"Kami tidak akan melepaskan kartun," ujarnya dalam upacara untuk menghormati guru pekan lalu. "Dia dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita, mereka tidak akan pernah memilikinya," ujarnya menambahkan. (tim)