KPU Gresik Targetkan Partisipasi Pemilih di Pilkada 2020 Tembus 77,5 Persen | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

KPU Gresik Targetkan Partisipasi Pemilih di Pilkada 2020 Tembus 77,5 Persen

Editor: Yudi Arianto
Wartawan: M Syuhud Almanfaluty
Sabtu, 07 November 2020 00:04 WIB

Dari kiri: Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM KPU Gresik Makmun, Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Jatim Gogot Cahyo Baskoro, dan Ketua KWG M. Syuhud Almanfaluty. foto: ist.

Dalam kesempatannya, Gogot Cahyo Baskoro menjelaskan upaya yang dilakukan KPU dalam memerangi pemilih pragmatis. Di antaranya melalui pendidikan pemilih, agar masyarakat bisa memilih berdasarkan hati nurani, bukan karena embel-embel seperti uang.

Gogot mengungkapkan, salah satu faktor terjadinya money politic karena kondisi masyarakat pemilih yang tergolong belum mapan (berkecukupan).

"Makanya, butuh waktu untuk merubah, memberikan pendidikan kepada pemilih melalui berbagai pendekatan. Misalnya, dengan pendekatan pencerahan, masa hanya karena dikasih uang Rp 50-100 ribu, masyarakat salah memilih pemimpin, sehingga akan menyesal selama lima tahun, dan lainnya," terangnya.

"Untuk memerangi praktik money politic ini, peran para calon dalam menyampaikan program-program yang ditawarkan juga sangat penting untuk merubah pola fikir pemilih pragmatis dalam menentukan pilihan," paparnya.

Pada kesempatan ini, Gogot mengakui bahwa target partisipasi yang dicanangkan KPU Pusat sebanyak 77,5 persen di saat pandemi Covid-19, memang berat. "Namun, dengan ikhtiar, upaya maksimal dengan didukung semua lapisan masyarakat akan bisa dicapai, saya optimis bisa," pungkasnya. 

Sementara Makmun menyampaikan upaya-upaya KPU Gresik dalam menyosialisasikan Pilkada Gresik kepada masyarakat. Menurutnya, untuk menyukseskan penyelenggaraan pilkada memang membutuhkan peran semua pihak, termasuk media.

"Target partisipasi pemilih tersebut tak hanya bersifat kuantitatif (jumlah), namun juga kualitas. Makanya, KPU gencar melakukan pendidikan pemilih dengan menggandeng berbagai elemean masyarakat, mulai organisasi profesi seperti KWG, PWI, organisasi keagaman, organisasi kepemudaan, organisasi perempuan, dan komponen masyarakat lain," ungkapnya.

Makmun mengakui bahwa salah satu tugas berat KPU dalam penyelenggaraan pilkada adalah merubah pola pikir (mindset) pemilih pragmatis dalam menentukan pilihan. "KPU secara pelan-pelan terus memberikan pendidikan pemilih. Dan, alhamdulillah hasilnya sangat bagus, banyak pemilih yang akhirnya mengerti," pungkasnya. (hud/ian)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video