Kotak Amal Makam Gus Dur Sumbang Fakir Miskin Rp 300 Juta Tiap Bulan
Editor: MMA
Kamis, 25 Februari 2021 08:43 WIB
SURABAYA, BANGASAONLINE.com – Bendahara Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur Firman Syah Ali merespons positif pernyataan penceramah kondang KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) tentang makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Menurut Gus Miftah, ada empat fakta tentang makam Gus Dur sehingga tak bisa dibandingkan dengan Museum Presiden RI ke-5 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Kristiani Herrawati (Ani) di Pacitan Jawa Timur. Di antaranya, kotak amal di makam Gus Dur tiap bulan menyumbang fakir miskin minimal sebesar Rp 300 juta, di samping menggerakkan roda ekonomi masyakat seperti travel bus, rumah makan, dan pedagang kali lima di sekitar Pesantren Tebuireng.
BACA JUGA:
Jelang HUT ke-79 TNI, Komandan Kodiklatal Pimpin Ziarah ke Makam Bung Karno
Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
Ziarah ke Makam Pendiri NU, Khofifah: Gus Dur dan Gus Sholah itu Guru Saya, Beliau Sosok Istimewa
Dana kotak amal makam Gus Dur itu dikelola tersendiri oleh Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT). “Dan serupiah pun tidak diambil oleh pengurus makam dan tidak diambil oleh Pondok Pesantren Tebuireng,” tegas Gus Miftah. Artinya, semua dana dari para pezirah makam Gus Dur dan Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari itu disedekahkan untuk para fakir miskin pada masyarakat luar di luar Pesantren Tebuireng. Termasuk para anak sekolah di luar Pesantren Tebuireng yang tak mampu bayar SPP.
Karena itu, Cak Firman – panggilan Firman Syah Ali - mempertanyakan manfaat rencana pembangunan museum SBY-Ani. “Museum SBY-Ani apa (manfaatnya),” tanya Firman.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.COM, Gus Miftah menilai Rachland Nashidik, Wakil Sekjen Partai Demokrat, gagal paham karena membandingkan makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan Museum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Kristiani Herrawati (Ani) di Pacitan Jawa Timur.
“Saya pikir, ini perbandingan yang tidak sepadan,” tegas Gus Miftah dalam akun instagram pribadinya: @gusmiftah.
Menurut Gus Miftah, ada empat fakta kenapa antara Makam Gus Dur dan Museum SBY-Anni tak bisa dibandingkan.
Fakta pertama, jelas Gus Miftah, makam Gus Dur itu satu komplek dengan makam kakeknya, Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim Asy’ari) di Pesantren Tebuireng. Artinya, makam itu sudah ada sejak lama. “Dan yang perlu dicatat, Mbah Hasyim adalah pahlawan nasional,” kata Gus Miftah.
Fakta kedua, kata Gus Miftah, dana yang disalurkan pemerintah itu untuk membangun sarana dan prarasana di sekitar makam Gus Dur, bukan untuk membangun makam Gus Dur. Kenapa pemerintah harus membangun sarana dan prasarana di sana? Karena begitu banyaknya antusiasme jamaah (masyarakat) ingin berziarah ke makam Gus Dur dan makam Mbah Hasyim.
“Ribuan (orang) saben hari,” kata Gus Miftah yang pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Yogyakarta itu.
Simak berita selengkapnya ...