Berebut Mati Bom Bunuh Diri, Ali Imron: Fiqh Jihad yang Salah, Dahulukan Hawa Nafsu
Editor: MMA
Senin, 29 Maret 2021 22:49 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ternyata di kalangan teroris, mati bom bunuh diri menjadi rebutan. “Untuk melakukan aksi bunuh diri itu sampai sekarang masih banyak yang rebutan untuk daftar. Jadi bagi masyarakat nggak usah heran,” kata Ali Imron, mantan teroris bom Bali dan Mojokerto Jawa Timur, dalam wawancara dengan tvOne, Senin (29/3/2021) malam.
“Sampai sekarang masih rebutan untuk daftar,” tambahnya.
BACA JUGA:
Diduga Bunuh Diri, Pria di Kota Malang Tewas Mengenaskan Tertabrak Kereta Api
Tiga Napi Tindak Pidana Terorisme di Lapas Kediri Nyatakan Ikrar Setia pada NKRI
Napiter Asal Semarang Bebas di Lapas Tuban
Sekuriti BNI Surabaya Bunuh Diri, Polisi Pastikan Korban Lari dan Melompat dari Lantai 13
Seperti diberitakan, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral adalah sepasang pengantin baru. Mereka baru menikah enam bulan yang lalu.
Kenapa mereka mau berkorban nyawa? Menurut Ali Imron, mereka punya pemahaman bahwa apa yang mereka lakukan adalah jihad. “Dan jihad itu besar sekali pahalanya. Yang kedua, ketika mati adalah mati syahid, mati yang paling mulia,” kata Ali Imron yang mengaku pernah meledakkan bom di Mojokerto Jawa Timur.
Simak berita selengkapnya ...