Begini Nasib Para Pemandu Lagu di Ngawi Pasca Penutupan Rumah Karaoke
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Zainal Abidin
Jumat, 02 April 2021 20:26 WIB
NGAWI, BANGSAONLINE.com - Keberadaan tempat hiburan malam (THM) identik dengan para pemandu lagu atau kerap disebut Ladies Companion (LC), atau purel. Mereka menjadi salah satu pekerja yang terimbas dari adanya pandemi, yang menyebabkan rumah karaoke di wilayah Ngawi ditutup.
Namun dari ditutupnya THM seperti rumah karaoke, ternyata ada kisah yang mengetuk hati dari beberapa pengalaman hidup para LC. Sebut saja Melati (29). Saat ditemui BANGSAONLINE.com, ia menceritakan kisahnya selama satu tahun belakangan, ketika tempatnya mengais rezeki ditutup.
BACA JUGA:
Diduga Dihabisi Pacar, Wanita Muda Berprofesi LC Ditemukan Tewas di Kos Sidoarjo
Minta Jaminan Kepastian Usaha, Pengusaha Tempat Hiburan di Pasuruan Audiensi dengan Dewan
Ini Alasan Tempat Hiburan Malam di Surabaya Boleh Buka hingga Subuh saat Pergantian Tahun 2024
Pegawai BUMN yang Pukul Purel dan Manajer Royal KTV Hanya Wajib Lapor
"Kita akhirnya mulai usaha apa saja yang penting dapat uang. Saya bersedia menjadi teman dalam acara minum (pesta miras, red)," jelas wanita yang berstatus janda anak satu tersebut.
Menurutnya, banyak LC-LC lain yang juga akhirnya pindah profesi sementara sebagai pendamping dalam acara pesta miras, yang biasanya digelar para pelanggan karaoke. Terutama LC yang memang hobi minum miras.
Melati mengaku sempat diterima sebagai tenaga kontrak dalam sebuah perusahaan bidang penjualan. Namun karena honor yang diterima jauh dari yang diharapkan, ia akhirnya memutuskan keluar.
Lain lagi dengan yang dialami Mawar. Ia tak menerima tawaran menjadi pendamping pesta miras, karena memang tak hobi minum minuman beralkohol. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, Mawar sempat masuk ke dunia bisnis esek-esek.
Simak berita selengkapnya ...