Gandeng Kelompok Tani Kaliboto, ​Dispertabun Kabupaten Kediri Gelar Aksi Gerakan Pengendalian Massal | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Gandeng Kelompok Tani Kaliboto, ​Dispertabun Kabupaten Kediri Gelar Aksi Gerakan Pengendalian Massal

Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Muji Harjita
Rabu, 19 Mei 2021 12:16 WIB

Kepala Dispertabun Kediri Anang Widodo dan Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Ir. Irita Rahayu Aryati saat memberi keterangan kepada wartawan. (foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Usai ada keluhan dari salah satu petani terkait tanaman padinya yang terserang penyakit (), Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri bersama kelompok tani Desa Kaliboto, Kecamatan Tarokan menggelar aksi gerakan pengendalian massal, Rabu (19/5/2021). Belakangan setelah dicek, ternyata bukan yang menyerang tanaman padi petani, melainkan penyakit xanthomonas.

Aksi gerakan pengendalian massal yang dilakukan anggota kelompok tani Desa Kaliboto tersebut juga dihadiri petugas dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.

Ropingi, Kades Kaliboto membenarkan bahwa di desanya sedang dilakukan gerakan pengendalian massal berupa penyemprotan massal pada tanaman padi yang diserang xanthomonas.

"Tapi kami bersyukur dengan adanya peristiwa ini, desa kami didatangi oleh bapak-bapak dan ibu-ibu dari Kabupaten Kediri dan dari Jawa Timur dan diberi bantuan obat-obatan untuk mengendalikan hama penyakit dan tikus," kata Ropingi, Rabu (19/5/2021).

Anang Widodo, Kepala menyatakan bahwa yang menyerang tanaman padi milik salah satu petani itu mengarah ke xanthomonas, bukan seperti diberitakan selama ini.

"Meski demikian, gerakan pengendalian massal tetap dilakukan untuk mencegah meluasnya serangan penyakit xanthomonas ini. Meski yang terserang baru sekitar 0,35 hektare dari keseluruhan hamparan seluas 6 hektare," katanya.

Menurut Anang, diperlukan sinergi dan komunikasi antara petani, kelompok petani, dan PPL ketika ada serangan penyakit seperti ini. "Kita juga seorang muslim, jadi semuanya serahkan pada ahlinya, jangan kita terus menyampaikan sendiri yang berdampak ke yang lain. Kita orang muslim, kalau bicara harus ada bukti," terangnya.

Giat penyemprotan massal ini turut dihadiri Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Ir. Irita Rahayu Aryati.

"Saya mendapatkan tugas khusus dari Bapak Kepala Dinas untuk klarifikasi berita yang sudah beredar bahwa di sini ada serangan untuk luasan lahan yang puluhan hektare," katanya.

Menurut Irita, pihaknya punya petugas yang sudah melihat ke lapangan dan dia sendiri hari ini juga melihat kondisi tanaman padi yang diberitakan. "Ternyata memang kondisinya tidak seperti yang diberitakan. Bahwa serangannya itu bukan , tetapi xanthomonas. Itu pun bukan puluhan hektare, tetapi hanya sekitar 0,35," tuturnya.

"Insya Allah dengan gerakan kali ini yaitu gerakan pengendalian (massal) bisa diatasi tidak sampai kemudian menjadi tidak panen dan tidak meluas," terangnya.

Ditambahkan Irita, selain ingin mengecek langsung ke lapangan, pihaknya juga menyampaikan bantuan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berupa pestisida untuk pengendalian tikus.

"Kami tadi memberikan bantuan dari Ibu Gubernur ya, bantuan pestisida untuk pengendalian tikus. Itu yang tadi dari kami. Sedang Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri juga memberi bantuan (obat pembasmi) untuk xanthomonas," ujarnya.

Menurutnya, saat ini memang perlu edukasi untuk petani agar mereka bisa mengidentifikasi dengan baik mana yang disebut dan mana xanthomonas. "Itu memang PR kita bersama untuk mengedukasi mereka supaya tidak salah. Sebenarnya kalau belum keluar malai, belum bisa disebut ," jelasnya.

"Kalau dilihat dari daunnya ada warna cokelat dengan bentuk seperti ketupat, sedangkan xanthomonas warna cokelat ada di pinggir daun," imbuhnya.

Dia menuturkan, itu disebabkan oleh jamur, sedangkan xanthomonas disebabkan oleh bakteri. "Jadi beda jauh. Ketika dilakukan penyemprotan atau pengendalian yang dengan menggunakan fungisida, beda dengan xanthomonas yang menggunakan bakterisida. Jadi beda perlakuannya," pungkasnya. (uji/zar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video