Doakan Menteri Sri Mulyani Bijak, Kiai di Jatim Istighatsah Sikapi RUU Pajak Sembako dan Pendidikan
Editor: MMA
Minggu, 13 Juni 2021 09:37 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Puluhan ulama, kiai, habaib, dan para pimpinan organisasi keagamaan berkumpul di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Jalan Siwalankerto Utara, Surabaya, Sabtu (12/7/2021) malam. Pertemuan itu diinisiasi sekaligus dibiayai Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., pendiri dan pengasuh Pondok Pesatren Amanatul Ummah yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Para kiai dan habaib itu antara lain Prof. Dr. Ridwan Nasir (Ketua Yayasan Khadijah dan mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya), KH. Jamaluddin (Ketua PCNU Probolinggo), KH. Muhammad Roziqi (Ketua Baznas dan DMI Jatim), KH. Ahmad Sofwan LC (Ketua Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) Jawa Timur), Sururi (Ketua Pergunu Jatim), Habib Salim Quraisy (Probolinggo), KH. Abdusshomad Buchori (mantan ketua MUI Jatim), Gus Zuhri (Ketua Komisi Fatwa MUI Mojokerto), Gus Atok (pengasuh pesantren di Gresik) dan banyak lagi kiai dan pemimpin ormas yang lain.
BACA JUGA:
Konsistensi Dorong UMKM Naik Kelas, Jatim Kembali Raih Penghargaan KUR Award 2022
Heboh Lagi! 90 Persen Keuntungan Hilirisasi Nikel Mengalir ke Cina
Ratusan Relawan Bekisar Mojokerto Gelar Istighosah dan Konsolidasi di Masjid Kampus IKHAC
Sri Mulyani Perlu Bangun Patung Gayus, Angin Prayitno dan Rafael Alun
Mereka melakukan salat malam dan istighatsah untuk mendoakan keselamatan bangsa Indonesia terutama Jawa Timur. Namun secara khusus mendoakan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Para kiai ini secara bergantian memimpin doa yang dipanggil satu per satu ke depan oleh Kiai Asep Sifuddin Chalim dengan diamini secara bersama-sama.
Loh untuk apa? “Agar Ibu Sri Mulyani bijak,” kata Kiai Asep saat menyampaikan sambutan di depan para kiai. Ini terkait Rencana Undang-Undang (RUU) yang akan menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen yang kini heboh setelah dokumennya bocor ke publik. RUU itu berisi rencana pengenaan pajak pada sembako, lembaga pendidikan dan kesehatan.
(Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A.. foto: mma/ bangsaonline.com)
Menurut dia, RUU itu sangat memberatkan masyarakat kecil. Karena itu ia berharap Sri Mulyani berpikir arif dan punya empati terhadap masyarakat Indonesia yang secara ekonomi masih jauh dari layak.
Menurut Kiai Asep, jika tak hati-hati, kebijakan ini akan merusak reputasi pemerintah terutama nama baik Presiden Joko Widodo. “Kalau tidak hati-hati, bangsa Indonesia bisa hancur,” kata Kiai Asep yang dikenal sebagai kiai miliarder tapi dermawan.
Kiai Asep mengaku masih bisa memaklumi, jika pajak sembako itu ditujukan kepada kelompok masyarakat kelas menengah ke atas. “Tapi kalau ditujukan kepada semua golongan masyarakat, hal itu akan sangat menyakiti hati rakyat yang sudah susah. Apalagi selama Covid-19 mereka sudah sangat susah,” kata Kiai Asep.
Simak berita selengkapnya ...